Bahasan ini diawali dengan keberadaan Radio CB ( Citizen Band ) yang sangat popular di tahun 1980 an bahkan sebelum itu. Radio CB sangat digemari di luar negeri dan dalam negeri ,karena saat itu merupakan primadona alat komunikasi di jaman itu. Tetapi saat itu masih menggunakan mode AM (Amplitude Modulation) yang sangat popular karena kemudahan dalam membuat atau merakit CB-AM. Sekitar tahun 1985 saat masih sekolah di SMP saya baru kenal dengan radio CB yang sebelumnya sempat merakit walkie-talkie juga bekerja di frekuensi 27Mhz juga. Beberapa model PCB radio CB sempat saya rakit dan itupun ada yang gagal dan ada pula yang berhasil , menggunakan Xtal (Kristal) sepasang ,untuk TX dan RX nya , saat itu yang popular adalah channel 14 dengan Xtal TX 27,125 MHz dan Xtal RX 26,670 MHz .PCB Radio CB yang berhasil saya rakit pertama kali adalah Radio CB AM 6 channel buatan MITRA Surabaya , dan senangnya luar biasa karena bisa komunikasi dengan teman atau rekan lokal maupun luar kota. Berkembang lagi merakit Radio CB dengan system PLL (Phase Locked Loop) 40 Channel produksi REL Malang, pada saat itu saya sudah ada di bangku STM (SMK) kelas 2 dan berhasil dengan baik. Sesuai perkembangan jaman apalagi dijaman Gadget seperti sekarang ,maka keberadaan radio CB menjadi hal yang dianggap barang antik ,sehingga harga bekas nya yang dulu hanya sekitar 300 – 350 ribu sekarang melambung tinggi hingga 5 kali lipat sekitar 1,2 – 1,5 juta rupiah per buahnya . Sebut saja merk Radio CB yang popular dan ada mode AM dan SSB seperti ARIES , CENTRONIK, COLT, SUPER STAR , MIDLAND, Hy-Gain, LAFAYETTE ,MARCO dan merk-merk lainnya harga juga ikutan naik , dan harganya sangat fantastis , hal ini tidak menguntungkan bagi para CBer atau penggemar radio CB dengan dana yang pas pasan, ditambah lagi beberapa komponen radio CB tersebut sudah agak langka .Merakit radio CB merupakan kenangan tersendiri ,tentunya dengan perkembangan jaman merakit Radio CB dengan mode SSB menjadi mudah karena banyak petunjuk, skema maupun video di internet . dari sinilah saya mempunyai ide untuk membuat radio CB sendiri dengan mode SSB dengan harga yang cukup terjangkau dengan hasil yang tidak kalah dengan radio CB pabrikan. Caranya dengan memodifikasi BITX transceiver agar bisa dikerjakan di High Band HF pada frekuensi 27 – 28 MHz , tentunya dengan memodifikasi bagian RF RX amplifier , AGC , dan bagian lainnya yang diperlukan agar dapat mudah bekerja di band 10-11m dengan baik . Akhirnya muncullah desain prototype CBitx 27 .
Dinamakan CBITX karena bekerja pada band 11m , CBITX kepanjangan dari Citizen Band Bi- directional Transceiver , yaitu radio CB berbasis radio BITX . BITX diawali oleh Mr.Ashar Farhan amatir radio India sang pencipta awal BITX ,hanya saja BITX tersebut dikerjakan di band 20m oleh om Farhan. Sebelumnya sekitar tahun 2010 rekan saya Om Suhardi Alm.(YB3SI-sk) sudah mengawali untuk membuat BITX di 27 Mhz ,tetapi saat itu membikin linear amplifiernya masih banyak mengalami kesulitan. Karena menggunakan MOSFET dengan konfigurasi pushpull ,sehingga agak sulit untuk dibuat dan perlu menentukan resonansi tiap penguatan.
Desain CBITX Spectra 27 ini mirip seperti BITX Spectra 40 yang biasanya dikerjakan di frekuensi 7 MHz, tetapi ada penambahan RF RX Amplifier pada receivernya agar lebih peka , sehingga sinyal dengan level kecilpun dapat ditangkap dengan jelas. Secara umum prinsip kerjanya seperti pada BITX Spectra 40 . Dari beberapa versi yang sudah saya buat ,terdapat beberapa mofifikasi yang semata untuk hasil yang baik dan mudah dirakit.Versi awal CBitx Spectra menggunakan transistor standar Amerika yaitu 2N3904 hasilnya bagus , namun kendala untuk mencari transistor ini juga harus berburu on line ,itupun kadang kualitasnya kadang kurang baik , sehingga diputuskan mendesain ulang dengan menggunakan transistor standar Jepang yang sangat familiar dan mudah diperoleh dengan kualitas bagus , dan kita lebih familiar dengan transistor Jepang . maka pada versi yang terakhir sudah menggunakan transistor Jepang , sama seperti pada radio CB Pabrikan rata-rata menggunakan transistor Jepang. Faktor keberhasilan dari membuat exiter CBitx 27 ini adalah pada kualitas dari transistor itu sendiri, biasanya transistor untuk RF itu memiliki hfe yang tidak terlalu besar, tetapi ft (frequency transient) nya tinggi, dan ini hampir merata pada transistor standar Jepang . saya menggunakan transistor 2SC945 dan 2SC829 sudah bagus untuk exiter ini ,karena ke dua transistor tersebut cukup popular dan mudah dicari di took elektronik , boleh dicoba pake tipe lainnya semisal 2SC710, 2SC460,2SC1675 dll . Transistor yang bagus digunakan memiliki hfe umumnya sekitar 280 – 300 . Komponen lain seperti diode tetap mempertahankan pakai 1N4148 pada mixer dan bagian lain, contoh untuk DBM mixer saya tetap mempertahankan tetap pakai diode 1N4148 karena output level dari PLL DSP si5351 cukup untuk “menswitch” diode karena beda dengan DDS AD9850 yang levelnya kecil. Lilitan DBM (Double Balance Mixer) tetap pakai toroid bekas lampu LHE , gulungan cukup 5 lilit Trifilar dan batasi induktansinya 100 – 300 uH, sedang jika menggunakan toroid ft37-43 maka cukup 8 lilit . Untuk kawat yang digunakan pada mixer DBM saya menggunakan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) bekas kabel jaringan computer , upayakan cari merk “BELDEN” karena merk tersebut kawat/kabelnya asli tembaga dan bukan alumunium yang di lapis tembaga. Diupayakan juga untuk alat ukur memiliki ESR meter ( smart tester) yang fungsinya untuk mengukur parameter dari diode ,transistor dan MOSFET serta Elco ,karena di jaman belanja “on line” seperti sekarang harus berpandai-pandai untuk memilih kualitas barang yang bagus dan berkualitas.Mengingat barang yang ditawarkan berbagai macam jenis dan kualitas yang berbeda-beda .
Bagian utama untuk menentukan frekuensi kerja adalah BPF (Band Pass Filter), ini sedikit berbeda trafo lilitannya dengan yang 40m atau 80m ,yang menggunakan bekas trafo IF 10,7Mhz (trafo IF Biru). Khusus untuk band 11m atau 27MHz tidak menggunakan trafo IF Biru 10,7MHz tetapi tersedia 2 alternatif untuk trafo lilitan BPF ,yaitu TIPE A dengan koker bersirip 5mm dengan tambahan sangkar tutup ferit dan TIPE B menggunakan koker 8mm berinti ferit (slug tune). Keduanya sudah penulis coba dengan hasil yang bagus . Untuk koker sirip menggunakan kawat email 0,15mm ,sedang untuk yang menggunakan koker inti ferit 8mm menggunakan kawat email 0,3mm dengan jumlah gulungan yang sama ke duanya yaitu PRIMER : 8 LILIT dan SEKUNDER 3 LILIT. Terukur pada LC meter sekitar 1 – 1,5 uH , jika lilitan diparalel capasitor 30pF maka akan beresonansi pada frekuensi 27 – 28 MHz ,jika mau dipake di band lain seperti di 15m (21Mhz) tinggal cari capasitor 39pF . Tetapi bahasan kali ini fokus untuk band 27-28Mhz
Pada penguat RF 1 dan 2 dalam hal ini Transistor Q1 dan Q18 menggunakan transistor yang khusus RF low noise seperti 2SC2570 , 2SC3355, 2SC2026 ,MPSH 10 yang memiliki konfigurasi kaki B-E-C menjadi salah satu ciri transistor yang memiliki ft tinggi di atas 500Mhz ,sehingga kepekaan receiver lebih low noise dan lebih sensitive.
Frekuensi kerja PLL DSP si5351 dikerjakan di atas yaitu dengan rumus f VFO = f IF + f Kerja , sehingga jika dikerjakan di band 27MHz dengan xtal Filter 10Mhz maka f VFO = 27 + 10 maka didapat f VFO sebesar 37 MHz dan ini bagi si5351 sanggup bekerja pada frekuensi tersebut dengan level yang kuat , tetapi rekan-rekan dapat mencoba/merubah jika menggunakan frekuensi VFO di bawah atau system pengurangan dengan rumus f kerja – f IF = f VFO ,tentunya merubah frekuensi BFO nya sebesar +1,5KHz perlu disesuaikan.
Tingkat kesulitan dalam merakit CBitx ini memang agak lumayan,tetapi jika sudah pernah merakit BITX Spectra 40 maupun dual band saya rasa hanya perlu penyesuaian aja untuk memahami karakteristik di High band HF.Pemilihan jenis transistor penentu keberhasilan rangkaian , tidak disarankan menggunakan transistor FCS9014 ,kecuali bagian AGC dan Audio, karena untuk bekerja di high band pake 9014 levelnya kecil. Gunakan transistor 2N3904 untuk tipe Amerika atau 2SC945 atau 2SC829 untuk tipe Jepang . Petunjuk lilitan bisa dilihat pada gambar.
PCB CBITX SPECTRA 27 MHz
VIDEO TEST CBITX SPECTRA 27MHz
Alat ukur seperti AVO meter , ESR meter (smart tester) serta RF Probe perlu di siapkan agar mudah mendeteksi RF keluarnya pada exiter. Cek level RF pertingkat, jika RF kecil ganti transistor yang bagus , pengalaman saya transistor Q11, Q12, Q13, Q14 perlu pemantauan khusus untuk level RF nya , maka perlu dicek dengan RF Probe per tingkat . Jika level kecil ganti transistor di atas dengan kualitas yang bagus . Karena sering rekan mengeluh daya kecil saat merakit ,padahal linear amplifiernya pake transistor dan MOSFET yang bagus , ternyata level output RF pada exiter tidak mau besar , ini dikarenakan antara lain : setting BPF belum maksimal atau transistor dengan kualitas yang buruk, untuk itu jangan segan-segan untuk mengganti transistor dengan yang kualitas bagus. Petunjuk lilitan BPF bisa dilihat detailnya pada gambar ,baik dengan koker sirip 5mm maupun koker 8mm, terutama Gulungan awal dan akhir . Secara umum metode perakitan sama seperti halnya BITX Spectra 40 . Pada desain PCB CBitx27 ,rangkaian audio amplifier tetap menggunakan IC LM386 dan tambahan TX level meter ,serta tambahan relay untuk perpindahan TX dan RX yang juga akan terconnect dengan bagian linear RF Amplifiernya. Untuk bagian Linear RF Amplifier nya nanti akan disajikan di PART 2 . Jika dirakit sesuai petunjuk ,maka hasilnya sangat memuaskan baik RX maupun TX nya dan tidak kalah dengan radio CB Built Up, cukup low noise dan modulasinya menurut rekan rekan seperti memakai radio All Band dibanding radio CB , range nya cukup lebar dari 26 – 28 MHz dengan tampilan frekuensi ala HF All Band karena pakai display LCD. Pergerakan Signal meter juga halus dengan sensifitas penerimaan yang bagus , saya coba exiter dihubungkan ke SWR dan dummy load aja sudah bisa menerima Papua saat propagasi bagus , ini menunjukkan sensifitas penerimaan yang peka dan selektif. Oh ya rekan-rekan ,frekuensi 27Mhz ini adalah ranahnya alokasi frekuensi dari RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) sedang 28Mhz adalah ranah dari amatir band . Biasanya yang sering dipakai QSO di Channel 30 ( 27.305 MHz ) dan cukup ramai rekan ber 10-25 saat siang atau sore hari ,atau bisa mendengarkan di Frekuensi DX 11m di 27,555 MHz. Untuk band 10m (28Mhz) rekan-rekan bisa mencoba menerima sinyal FT8 di 28,074 MHz atau SSB phone di 28,490 MHz yang sering saya tandai apakan band 11m dan 10m itu propagasi terbuka atau tidak. CBitx 27 ini juga bisa dipakai untuk digital mode FT8 atau RTTY ,tentunya tinggal menambah interface aja. Untuk antenna rekan-rekan terserah bisa bikin antenna yang sederhana seperti Antena Dipole 0,5 lambda , antenna vertical T2LT atau membikin antenna yang bagus seperti Sigma four , Ring O , Victor 27 ,Delta Loop maupun Yagi. Penulis pernah QSO dengan om Ekky di Channel 31 (27,315 MHz), dari Ambon, Maluku pakai antenna Dipole 2 x 2,62m atau ukuran setengah lambda ketinggian hanya 4 meter sudah bisa QSO dengan sinyal yang kuat. Dengan daya linear amplifier CBITX sekitar 25watt memakai MOSFET IRFZ24 1 buah Pada bagian Final Unit.
CATATAN PENTING !! . Gunakan Transistor khusus pada bagian TX yaitu pada : Q11,12,13 dan Q14 menggunakan transistor yang memiliki FT (Frequency Trancient ) yang tinggi seperti C1730 ,C380 , C1359 , C535 dll. yang memiliki FT diatas 300 MHz karena sangat berpengaruh pada level output daya pada exiter. Transistor dengan FT yang tinggi cenderung penguatannya besar .Sehingga cukup kuat untuk mendorong linear Amplifiernya Kemudian yang diperhatikan yaitu LILITAN BIFILAR (T3) Gunakan Toroid FT37-43 cukup 4 lilitan Bifilar dengan kawat email 0,4 - 0,5 mm , jika di ukur ujung-ujungnya sekitar 40 - 44uH dan ini penting sekali ,jangan menggunakan Toroid LHE untuk T3 karena nilai induktansinya terlalu Besar ,ingat ini bekerja di High Band HF bukan bekerja di 7 MHz tetapi di 27 MHz-28MHz . Mungkin di band 40m tidak masalah menggunakan Toroid LHE yang memiliki permebilitas Tinggi, tetapi dapat bermasalah jika dikerjakan di 27 MHz yang berakibat daya RF outputnya Kecil. Sehingga tidak begitu kuat untuk mendorong pada Linear Amplifiernya. Alternatif lain yaitu memotong Tubing Ferit dibuat seperti Toroid dengan Gerinda Pemotong , toroid Tubing tersebut memiliki permebilitas tidak terlalu tinggi dan cukup untuk menghasilkan nilai induktansi sebesar 40 - 47 uH tentunya disesuaikan jumlah gulungan bifilarnya . Penulis pernah mencoba membuat toroid dari potongan Tubing ferit yang dipotong selebar 3-5mm jumlah gulungan sekitar 7 lilit Bifilar dengan kawat email 0,5 mm didapat induktansi sebesar 42uH dan hasilnya sama seperti menggunakan Toroid FT 37-43
Nanti pada PART 2 akan kita kupas tuntas tentang cara pembuatan Linear Amplifier di 27 MHz untuk CBitx 27. Jika berminat untuk PCB CBitx 27 bisa menghubungi
No HP/WA 081232887744 ( YOKE)
SELAMAT BERKARYA DAN BERKREASI