Selasa, 27 Februari 2024

MERAKIT BITX SPECTRA 26 ( 11 MHz )

 


 

Beberapa tahun yang lalu saya pernah mengulas BITX yang dikerjakan di frekuensi 11,415MHz (11Mc) dengan memodifikasi BITX20
Nah kali ini akan saya bahas membuat BITX Spectra yang bekerja di frekuensi 11MHz atau band 26m dengan hanya merubah BPF ( Band Pass Filter ) dan Frekuensi kerja VFO nya saja . Untuk membuat BITX Spectra 26 ini Lebih mudah karena BPF memanfaatkan Lilitan Asli IF Biru 10,7 Mhz pada bagian primernya , sedang lilitan sekunder dan capasitor internalnya perlu di lepas agar bekerja resonan di frekuensi 11,420MHz yang akhir-akhir ini cukup ramai .
Kondisi propagasi di Frekuensi 27MHz yang kadang tidak menentu kadang membuat para “Breaker” jadi enggan ber 10-25, hal ini menyebabkan lari ke frekuensi 11,420 Mhz sambil menunggu propagasi di 27Mhz terbuka . Karena propagasinya mirip seperti di band amatir 40m ( 7 Mhz) maka untuk komunikasi jarak dekat dan sedang dapat terdengar,yang sedikit berbeda dengan propagasi di 11m yang cenderung jarak jauh ,namun memiliki keunikan tersendiri .Karena propagasinya saat siang dan sore bagus maka dengan daya 2 watt pun bisa terdengar jelas. Ada beberapa rekan memodifikasi radio CB diberi converter bahkan dirobah originalnya menjadi band 26m , kok ya “Eman” . Mending bikin sendiri radio SSB dengan biaya yang cukup terjangkau dan kualitas yang bagus,maka alternatifnya adalah dengan merakit radio BITX Spectra untuk band 26m atau 11Mc.

Nah bagaimana agar Bitx Spectra 40 dapat dikerjakan di frekuensi 11Mc ,dan apa saja yang perlu di rubah dan di benahi.Berikut ulasannya
1.XTAL FILTER
Untuk BITX Spectra 40 memang menggunakan Xtal 11,0592 Mhz ,tetapi saran saya, gunakan Xtal filter dengan frekuensi 8 – 10 MHz ,karena frekuensi 11,0592 Mhz terlalu dekat dengan frekuensi kerja ,maka tidak direkomendasikan ,karena bisa menimbulkan sinyal liar jika filter tidak baik. Kebetulan saya menggunakan Xtal 8,000 MHz untuk Filter  yang cukup mudah diperoleh ditoko ,baik yang fisik tinggi maupun pendek bisa dipakai.Dan sesuaikan capasitor pada filter tersebut.
2.Variable Frequency Oscillator ( VFO )
Untuk bekerja di frekuensi 11,420 Mhz maka digunakan rumus : Frekuensi Kerja = Frekuensi IF + Frekuensi VFO , JIka Xtal sebesar 8 MHz maka cukup mengerjakan VFO pada Frekuensi 3,420 MHz sehingga jika kita jumlah sebesar 11,420 MHz. Untuk Xtal frekuensi lain semisal 9 atau 10 Mhz maka rekan-rekan dapat menghitung pada rumus di atas. Untuk mengerjakan VFO pada Frekuensi 3,420 MHz rekan-rekan dapat membuat oscillator yang stabil seperti : Collpitt , Clapp, Vackar atau Franklin yang dapat dikerjakan pada frekuensi tersebut.
Jika tidak pingin ribet ,rekan-rekan dapat menggunakan PLL atau DDS sebagai pembangkit frekuensi Oscillator yang dikerjakan di frekuensi 3,420 Mhz. Baik yang menggunakan Ad9850 maupun si5351 dapat digunakan . Untuk VFO dengan Ceramic resonator tidak digunakan jadi langsung di inject pada input DDS/VFO pada PCB.

                                         SKEMA BPF 11MHz


3.BAND PASS FILTER (BPF)
BPF merupakan penentu dari frekuensi kerja suatu radio . Dimana L dan C membentuk rangkaian yang beresonansi  pada frekuensi yang dikerjakan. Untuk membuat BPF pada band 26m/11Mc cukup mudah yaitu dengan beberapa cara ,yaitu:  
A. Memanfaatkan lilitan pada Trafo IF biru 10,7 Mhz merk GOOD PLAN, yaitu dengan menggunakan lilitan pada bagian PRIMER yang berkaki 3 , sedangkan bagian SEKUNDER harus dilepas/dibuang karena hanya 1 lilit saja ,  lepas lilitan sekunder lalu gulung lagi sebanyak 3 lilit. Capasitor internalnya jangan lupa juga dilepas
B. Menggulung ulang lilitan baik Primer maupun sekundernya  . Untuk Gulungan Primer sebanyak 11 Lilit dan Sekunder sebanyal 3 Lilit , digulung pada  bekas Trafo IF 10,7 MHz  ,dengan kawat email 0,15mm
Capasitor internal bekas trafo IF FM juga dilepas

C. Menggulung ulang Lilitan dengan menggunakan Koker 8mm berinti ferit, Untuk Gulungan Primer 14 Lilit dan Sekunder sebanyak 3 lilit.Kawat email 0,2mm
Nilai induktansi pada lilitan  ,jika rekan rekan memiliki LC Meter bisa di ukur dan di set pada 2,9 uH,karena jika diparalel dengan capasitor 68pF akan beresonansi pada frekuensi 11,4 MHz. Untuk capasitor seri antar lilitan BPF yaitu sebesar 5pF. Untuk detail lilitan bsa dilihat pada gambar.
Pada bagian linear Amplifiernya tidak terjadi perubahan yang cukup banyak , hanya LPF (Low Pass Filter) disesuaikan agar dapat meloloskan sinyal pada Frekuensi 11,4 Mhz dengan impedansi 50 Ohm, agar sesuai dengan impedansi antenna. Untuk lilitan pada LPF yaitu 8 lilit yang digulung pada koker inti ferit 8mm dengan jumlah gulungan 8 Lilit pada masing masing lilitan . Untuk capasitor pada LPF juga berubah yaitu konfigurasi ,pada input 270pf – tengah 560pf –dan output 270pf .
Secara keseluruhan dengan memodifikasi BITX Spectra 40 menjadi band 26m/11MHz maka jika perakitannnya bagus dengan komponen bagus maka dari segi RX (Receive) sangat peka dan Readable . rekan dengan signal kecilpun dapat diterima jelas. Untuk bagian TX (transmitter) juga bagus diterima lawan ,daya yang dikeluarkan dengan driver BD139 dan final IRFZ24 maka didapat daya 15 Watt yang cukup untuk ber QSO.Jika menginginkan daya besar rekan-rekan dapat membuat linear amplifier Pushpull dengan IRFP250  .
Untuk  Antena rekan-rekan bisa membuat antenna Dipole 2 x 6m ( setengah lambda) ataupun Inveted V dengan ukuran lebih pendek yaitu 2 x 5,93m saja , mungkin tidak dapat membentangkan antenna pada band  40m karena lahan terbatas  ,maka alternatifnya rekan-rekan hobby bisa menggunakan ukuran di atas untuk bekerja di band 11Mc
Jika rekan-rekan sudah berhasil membuat BITX Spectra 40 maka untuk membuat BITX Spectra 26 tidak terlalu sulit untuk merakit ataupun memodifikasi.
SELAMAT BERKARYA   

VIDEO RECEIVE BITX SPECTRA DI 11.420 MHz

https://www.youtube.com/shorts/7rysHjKCr4o 

                             GAMBAR LINEAR AMPLIFIER DAN EXITER BITX SPECTRA 11 MHz









Untuk Antena BITX Spectra 26m bisa menggunakan antena Inverted V seperti pada gambar , antena ini tanpa menggunakan BALUN langsung disolder pada Connector Female ,meskipun tanpa BALUN tetapi hasil memuaskan, potong kabel serabut NYAF 1,5 mm sepanjang 6 meter tiap sisi lalu lipat ujungnya sehingga panjang bentangan sepanjang 5,93 meter ,atur sudut bentangan antara 90 - 120 derajat ,hasil pengukuran pada analiser MFJ-269 sangat bagus dan sudah dicoba QSO dengan rekan-rekan bisa 5/9 dengan ketinggian antena hanya 4 meter saja !


     HASIL PENGUKURAN ANTENA INVERTED V DENGAN SWR ANALYZER



Jumat, 29 Desember 2023

MENGUPAS TUNTAS PEMBUATAN LINEAR AMPLIFIER CBITX 27MHz ( PART 2 )


Beberapa waktu yang lalu telah dibahas cara merakit exiter CBITX 27MHz ,nah di penghujung tahun 2023 ini saya akan membahas dan mengupas cara merakit linear amplifier CBITX . Tentunya selama merakit mungkin rekan-rekan bertanya-tanya kok hanya keluar dibawah 10 Watt dan permasalahan lainnya, yang mungkin sering gagal dalam merakit CBITX terutama adalah di bagian linear amplifiernya. Nah pada kali ini akan saya bahas cara perakitan linear amplifier untuk CBITX yang bekerja di frekuensi 26 – 28 MHz.

 

 Desain awal linear amplifier CBITX 27 ini dari rangkaian P.A pada Radio CB merk CRE 8900 , setelah saya amati ternyata radio CB pabrikan sekarang menggunakan MOSFET dan tidak menggunakan transistor Bipolar biasa seperti pada CB pabrikan lama , setelah saya lihat skema dari CB CRE 8900 , ANYTONE 5555 dan merk lain ,ternyata menggunakan MOSFET yang mudah dicari yaitu IRF520 pada bagian final unitnya. Dari beberapa skema CB di atas ,maka saya mencoba membuat dengan konsep : Mudah dibuat ,  komponen mudah dicari , mudah dirakit dan tentunya daya yang cukup besar . Beberapa kali saya eksperimen dibantu sahabat saya mas Abd.Rohim (JZ13EYW) yang sering dipanggil cak Semar , dan dibantu om Bono untuk memantapkan ekperimen ini. Setelah saya oret-oret desain maka didapat konsep gabungan dari beberapa contoh  rangkaian TX pada desain linear CBITX ini yaitu : Cobra 148 GTL , CRE8900 dan Aries Super120 . Untuk tingkat Buffer merupakan comotan dari rangkaian CB Cobra 148 GTL yang aslinya menggunakan 2SC2314 ,maka pada desain saya , diganti dengan transistor yang mudah dicari yaitu diganti dengan transistor BD139. Oh iya dari beberapa transistor BD139 penulis sudah mencoba beberapa jenis transistor BD139 yang berwarna Abu-abu produk Philips , merk ST dan yang terakhir merk NXP. Hasil terbaik adalah merk NXP dengan hfe sekitar 435 , hasilnya sangat bagus, dorongan Buffer cukup kuat untuk mendorong bagian Driver . Lilitan T1 difungsikan sebagai BPF yang parallel dengan capasitor 30pf yang membentuk resonansi agar bekerja pada range 26-28 Mhz dimana output di ambil tap tengah agar impedansi cukup rendah yang dihubungkan ke bagian Driver lewat capasitor coupling 10nF. Untuk bagian penguat Driver merupakan desain dari CB CRE8900 yaitu menggunakan MOSFET . Untuk jenis MOSFET kalau rangkaian aslinya CB tersebut menggunakan IRF520 akan tetapi jika sulit dicari, rekan-rekan dapat mengganti dengan IRFZ24. Hal terpenting dalam pembuatan linear amplifier CBITX menggunakan MOSFET adalah nilai Ciss dan Coss pada MOSFET, yang dicari  adalah yang memiliki capasitansi kecil yaitu di bawah 1nF (1000pF) . Rekan-rekan CB’er dapat mengukur menggunakan ESR meter atau smart tester digital agar Ciss dan Coss pada MOSFET dapat teridentifikasi , Jika nilai Ciss Coss pada MOSFET di atas 1nF maka hasilnya tidak bisa maksimal. Nilai Ciss Coss pada MOSFET IRF 520 sebesar 500 – 900pF sedangkan MOSFET tipe IRFZ24 yang asli sekitar 700 – 800pF.Dan harap berhati-hati untuk membeli MOSFET ,kadang saat kita beli barangnya bagus tetapi saat kita ukur dengan ESR meter/smart tester terukur jauh dari standarnya .Pada pengukuran dengan ESR meter biasanya terdapat parameter Tegangan Gate (Vg) pada MOSFET ,jika kita ukur dengan ESR sekitar 3,0 – 3,5 Volt.
Untuk jenis MOSFET lain rekan-rekan dapat mempergunakan  tipe 13N10 atau IRF630 yang juga memiliki Ciss dan Coss kecil , dibawah 1000pF.Pada pembahasan kali ini saya menggunakan IRFZ24 yang mudah dicari .
Bagian Penguat Driver  mengambil desaian dari CB CRE8900 dengan sedikit penyesuaian rangkaian agar cukup mendorong bagian Final unitnya . Saat kita tes dengan penguat Buffer BD139 maka output bagian Driver ini sudah cukup besar yaitu sekitar 5 – 6 Watt .Untuk tegangan Bias pada bagian Driver ini atur sekitar 2,5 – 2,8 Volt (untuk MOSFET IRFZ24) jika menggunakan IRF520 atur sekitar 2,8-3 Volt Dengan daya sebesar itu maka cukup untuk mendorong bagian Final atau Penguat Akhir yang dapat dipasang secara Single atau Double (Paralel) . Untuk bagian Final ,masih mengambil desain dari CB CRE8900 . Menggunakan MOSFET IRFZ24 juga yag saya pasang hanya satu buah saja (Single) . Ada yang menarik pada bagian Final unit ini yaitu lilitan pada Output ke tegangan menggunakan konfigurasi Bifilar dengan inti udara ,nah ini dapat dibuat dengan mudah dan murah ,karena tanpa inti toroid ferrite. Hati-hati dalam menyetel Bias tegangan pada bagian Final unit ini ,karena tidak mau besar , cukup atur Trimpot VR2 ,dan ukur pada Gate sekitar 0,8 -0,9 Volt saja. Mengapa kok tegangan bias kecil ,nanti saat terdorong oleh bagian Driver tegangan bias akan naik sendiri dan cukup untuk men-drive Final. Untuk bagian LPF (Low Pass Filter ) menggunakan desain dari radio CB Aries Super 120 atau mirip dengan CB  General Electric yang cukup popular dikalangan CB’er. Mengapa menggunakan desain ini , karena mudah dibuat dan nilai capasitornya mudah dicari ,serta pembuatannya mudah dengan hasil yang memuaskan.

GAMBAR RANGKAIAN  LINEAR AMPLIFIER CBITX 27  YANG SUDAH JADI

BERIKUT CARA PEMBUATAN LILITAN PADA LINEAR AMPLIFIER CBITX 27






HASIL PENGUKURAN MOSFET YANG BAGUS UNTUK LINEAR CBITX 27 DENGAN ESR 


BENTUK MOSFET IRFZ24 YANG BAGUS UNTUK LINEAR CBITX 27 



Berikut link video test linear CBITX 27 Perbagian 

part 1 https://www.youtube.com/shorts/UuaRf-EliGU

part 2 https://www.youtube.com/shorts/EHeIy0qR0ys

part 3 https://www.youtube.com/shorts/bsf7OMBaJgI 

part 4 https://www.youtube.com/shorts/YMQu0LgfBac

 Secara keseluruhan komponen dari Linear Amplifier CBITX 27 ini tidak sulit dicari baik secara On line maupun beli di toko-toko Electronik yang ada di sekitar anda. Jika dirakit dengan benar maka dapat menghasilkan daya antara 25 – 40 Watt yang cukup untuk komunikasi dengan rekan –rekan di luar Jawa, tentunya di dukung antenna yang memadai,  selain itu tergantung juga dari kualitas komponen serta level dorongan dari output exiter. Jika hasil rakitan masih di bawah 10 Watt maka yang perlu diperhatikan adalah level output dari exiter yang mungkin masih kurang kuat ,atau komponen tidak semestinya , semisal nilai Ciss coss dari MOSFET lebih dari 1nF maka juga sangat berpengaruh terhadap hasilnya .
Rangkaian ini dengan daya sekitar 30-40 Watt saya gunakan ber 10-25 (QSO) dengan rekan Medan , Papua , Ambon di Channel 30 (27.305 MHz) dan QSO di beberapa stasiun DX di band 28 MHz (10m) dapat diterima dengan baik.
Jika berminat membuat linier dan exiter  PCB tersedia hubungi No HP/WA 081232887744
SELAMAT MENCOBA    
   
BERIKUT ADA 2 GAMBAR ANTENA YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK RADIO CBITX 27 MHz


GAMBAR ANTENNA  INVERTED V DI 27 MHz YANG MUDAH DIBUAT


GAMBAR ANTENA VERTICAL  T2LT DENGAN BAHAN CABLE COAXIAL RG-58






Senin, 26 Desember 2022

 MERAKIT CBITX SPECTRA 27 MHz (PART 1)



Bahasan ini diawali dengan keberadaan Radio CB ( Citizen Band ) yang sangat popular di tahun 1980 an bahkan sebelum itu.  Radio CB sangat digemari di luar negeri dan dalam negeri ,karena saat itu merupakan primadona alat komunikasi di jaman itu. Tetapi saat itu masih menggunakan mode AM (Amplitude Modulation) yang sangat popular karena kemudahan dalam membuat atau merakit CB-AM. Sekitar tahun 1985 saat masih sekolah di SMP saya baru kenal dengan radio CB yang sebelumnya sempat merakit walkie-talkie juga bekerja di frekuensi 27Mhz juga. Beberapa model PCB radio CB sempat saya rakit dan itupun ada yang gagal dan ada pula yang berhasil , menggunakan Xtal (Kristal) sepasang  ,untuk TX dan RX nya , saat itu yang popular adalah channel 14 dengan Xtal TX 27,125 MHz dan Xtal RX 26,670 MHz .PCB  Radio CB yang berhasil saya rakit pertama kali adalah Radio CB AM 6 channel buatan MITRA Surabaya , dan senangnya luar biasa karena bisa komunikasi dengan teman atau rekan lokal maupun luar kota. Berkembang lagi merakit Radio CB dengan system PLL (Phase Locked Loop) 40 Channel produksi REL Malang, pada saat itu saya sudah ada di bangku STM (SMK) kelas 2 dan berhasil dengan baik. Sesuai perkembangan jaman apalagi dijaman Gadget seperti sekarang ,maka   keberadaan radio CB menjadi hal yang dianggap barang antik ,sehingga harga bekas nya yang dulu hanya sekitar 300 – 350 ribu sekarang melambung tinggi  hingga 5 kali lipat   sekitar 1,2 – 1,5 juta rupiah per buahnya . Sebut saja merk Radio CB yang popular  dan ada mode AM dan SSB  seperti ARIES , CENTRONIK, COLT, SUPER STAR , MIDLAND, Hy-Gain, LAFAYETTE ,MARCO dan merk-merk lainnya harga juga ikutan naik , dan harganya sangat fantastis , hal ini tidak menguntungkan bagi para CBer atau penggemar radio CB dengan dana yang pas pasan, ditambah lagi beberapa komponen radio CB tersebut sudah agak  langka .Merakit radio CB merupakan kenangan tersendiri ,tentunya dengan perkembangan jaman merakit Radio CB dengan mode SSB menjadi mudah karena banyak petunjuk, skema maupun video di internet  . dari sinilah saya mempunyai ide untuk membuat radio CB sendiri dengan  mode SSB dengan harga yang cukup terjangkau dengan hasil yang tidak kalah dengan radio CB pabrikan. Caranya dengan memodifikasi  BITX transceiver agar bisa dikerjakan di High Band HF pada frekuensi 27 – 28 MHz , tentunya dengan memodifikasi bagian RF RX amplifier , AGC , dan bagian lainnya yang diperlukan agar dapat mudah bekerja di band 10-11m dengan baik . Akhirnya muncullah desain prototype CBitx 27 .







Dinamakan CBITX karena bekerja pada band 11m , CBITX kepanjangan dari Citizen Band Bi- directional Transceiver , yaitu radio CB berbasis radio BITX . BITX  diawali oleh Mr.Ashar Farhan amatir radio India sang pencipta awal BITX ,hanya saja BITX tersebut dikerjakan di band 20m oleh om Farhan.  Sebelumnya sekitar tahun 2010 rekan saya Om Suhardi Alm.(YB3SI-sk) sudah mengawali untuk membuat BITX di 27 Mhz ,tetapi saat itu membikin linear amplifiernya masih banyak mengalami kesulitan. Karena menggunakan MOSFET dengan konfigurasi pushpull ,sehingga agak sulit untuk dibuat dan perlu menentukan resonansi tiap penguatan.
Desain CBITX Spectra 27 ini mirip seperti BITX Spectra 40 yang biasanya dikerjakan di frekuensi 7 MHz, tetapi ada penambahan RF RX Amplifier pada receivernya agar lebih peka , sehingga sinyal dengan level kecilpun dapat ditangkap dengan jelas. Secara umum prinsip kerjanya seperti pada BITX Spectra 40 . Dari beberapa versi yang sudah saya buat ,terdapat beberapa mofifikasi yang semata untuk hasil yang baik dan mudah dirakit.Versi awal CBitx Spectra menggunakan transistor standar Amerika yaitu 2N3904 hasilnya bagus , namun kendala untuk mencari transistor ini juga harus berburu on line ,itupun kadang kualitasnya kadang kurang baik , sehingga diputuskan mendesain ulang dengan menggunakan transistor standar Jepang yang sangat familiar dan mudah diperoleh dengan kualitas bagus , dan kita lebih familiar dengan transistor Jepang . maka pada versi yang terakhir sudah menggunakan transistor Jepang , sama seperti pada radio CB Pabrikan rata-rata menggunakan transistor Jepang. Faktor keberhasilan dari membuat exiter CBitx 27 ini adalah pada kualitas dari transistor itu sendiri, biasanya transistor untuk RF itu memiliki hfe yang tidak terlalu besar, tetapi ft (frequency transient) nya tinggi, dan ini hampir merata pada transistor standar Jepang . saya menggunakan transistor 2SC945 dan 2SC829 sudah bagus untuk exiter ini ,karena ke dua transistor tersebut cukup popular dan mudah dicari di took elektronik  ,  boleh dicoba pake tipe lainnya semisal 2SC710, 2SC460,2SC1675 dll . Transistor yang bagus digunakan memiliki hfe umumnya sekitar 280 – 300 . Komponen lain seperti diode tetap mempertahankan pakai 1N4148 pada mixer dan bagian lain, contoh untuk DBM mixer saya tetap mempertahankan tetap pakai diode 1N4148 karena output level dari PLL DSP si5351 cukup untuk “menswitch” diode karena beda dengan DDS AD9850 yang levelnya kecil. Lilitan DBM (Double Balance Mixer) tetap pakai toroid bekas lampu LHE , gulungan cukup 5 lilit Trifilar dan batasi induktansinya 100 – 300 uH, sedang jika menggunakan toroid ft37-43 maka cukup 8 lilit . Untuk kawat yang digunakan pada mixer DBM saya menggunakan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) bekas kabel jaringan computer , upayakan cari merk “BELDEN” karena merk tersebut kawat/kabelnya asli tembaga dan bukan alumunium yang di lapis tembaga. Diupayakan juga untuk alat ukur memiliki ESR meter ( smart tester) yang fungsinya untuk mengukur parameter dari diode ,transistor dan MOSFET serta Elco ,karena di jaman belanja “on line” seperti sekarang harus berpandai-pandai untuk memilih kualitas barang yang bagus  dan berkualitas.Mengingat barang yang ditawarkan berbagai macam jenis dan kualitas yang berbeda-beda .
Bagian utama untuk menentukan frekuensi kerja adalah BPF (Band Pass Filter), ini sedikit berbeda trafo lilitannya  dengan yang 40m atau 80m ,yang menggunakan bekas trafo IF 10,7Mhz (trafo IF Biru). Khusus untuk band 11m atau 27MHz tidak menggunakan trafo IF Biru 10,7MHz tetapi  tersedia 2 alternatif untuk  trafo lilitan BPF ,yaitu TIPE A dengan koker   bersirip 5mm dengan tambahan sangkar tutup ferit dan TIPE B menggunakan koker 8mm berinti ferit (slug tune). Keduanya sudah penulis coba dengan hasil yang bagus . Untuk koker sirip menggunakan kawat email 0,15mm ,sedang untuk yang menggunakan koker inti ferit 8mm menggunakan kawat email 0,3mm dengan jumlah gulungan yang sama ke duanya yaitu PRIMER : 8 LILIT dan SEKUNDER 3 LILIT. Terukur pada LC meter sekitar 1 – 1,5 uH , jika lilitan diparalel capasitor 30pF maka akan beresonansi pada frekuensi 27 – 28 MHz ,jika mau dipake di band lain seperti di 15m (21Mhz) tinggal cari capasitor 39pF . Tetapi bahasan kali ini fokus untuk band 27-28Mhz
Pada penguat RF 1 dan 2 dalam hal ini Transistor Q1 dan Q18 menggunakan transistor yang khusus RF low noise seperti 2SC2570 , 2SC3355, 2SC2026 ,MPSH 10 yang memiliki konfigurasi kaki B-E-C   menjadi salah satu ciri transistor yang memiliki ft tinggi di atas 500Mhz ,sehingga kepekaan receiver lebih low noise dan lebih sensitive.
Frekuensi kerja PLL DSP si5351 dikerjakan di atas yaitu dengan rumus f VFO = f IF + f Kerja , sehingga jika dikerjakan di band 27MHz dengan xtal Filter 10Mhz maka f VFO = 27 + 10 maka didapat f VFO sebesar 37 MHz dan ini bagi si5351 sanggup bekerja pada frekuensi tersebut dengan level yang kuat , tetapi rekan-rekan dapat mencoba/merubah jika menggunakan frekuensi VFO di bawah atau system pengurangan dengan rumus f kerja – f IF = f VFO   ,tentunya merubah frekuensi BFO nya sebesar +1,5KHz perlu disesuaikan.
Tingkat kesulitan dalam merakit CBitx ini memang agak lumayan,tetapi jika sudah pernah merakit BITX Spectra 40 maupun dual band saya rasa hanya perlu penyesuaian aja untuk memahami karakteristik di High band HF.Pemilihan jenis transistor penentu keberhasilan rangkaian , tidak disarankan menggunakan transistor FCS9014 ,kecuali bagian AGC dan Audio, karena untuk bekerja di high band pake 9014 levelnya kecil. Gunakan transistor 2N3904 untuk tipe Amerika atau 2SC945 atau 2SC829 untuk tipe Jepang . Petunjuk lilitan bisa dilihat pada gambar.











PCB CBITX SPECTRA 27 MHz



VIDEO TEST CBITX SPECTRA 27MHz 




Alat ukur seperti AVO meter , ESR meter (smart tester) serta RF Probe perlu di siapkan agar mudah mendeteksi RF keluarnya pada exiter. Cek level RF pertingkat, jika RF kecil ganti transistor yang bagus , pengalaman saya transistor Q11, Q12, Q13, Q14 perlu pemantauan khusus untuk level RF nya , maka perlu dicek dengan RF Probe per tingkat . Jika level kecil ganti transistor di atas dengan kualitas yang bagus . Karena sering rekan mengeluh daya kecil saat merakit ,padahal linear amplifiernya pake transistor dan MOSFET yang bagus , ternyata level output RF pada exiter tidak mau besar , ini dikarenakan antara lain : setting BPF belum maksimal atau transistor dengan kualitas yang buruk, untuk itu jangan segan-segan untuk mengganti transistor dengan yang kualitas bagus.   Petunjuk lilitan BPF bisa dilihat detailnya pada gambar ,baik dengan koker sirip 5mm maupun koker 8mm, terutama Gulungan awal dan akhir . Secara umum metode perakitan sama seperti halnya  BITX Spectra 40 . Pada desain PCB CBitx27 ,rangkaian audio amplifier tetap menggunakan IC LM386 dan tambahan TX level meter ,serta tambahan relay untuk perpindahan TX dan RX yang juga akan terconnect dengan bagian linear RF Amplifiernya. Untuk bagian   Linear RF Amplifier nya nanti akan disajikan di PART 2 . Jika dirakit sesuai petunjuk ,maka hasilnya sangat memuaskan baik RX maupun TX nya dan tidak kalah dengan radio CB Built Up, cukup low noise dan modulasinya menurut rekan rekan seperti memakai radio All Band dibanding radio CB  ,  range nya cukup lebar dari 26 – 28 MHz dengan tampilan frekuensi ala HF All Band karena pakai display LCD. Pergerakan Signal meter juga halus dengan sensifitas penerimaan yang bagus , saya coba  exiter dihubungkan ke SWR dan  dummy load aja sudah bisa menerima Papua saat propagasi bagus , ini menunjukkan sensifitas penerimaan yang peka dan selektif. Oh ya rekan-rekan ,frekuensi 27Mhz ini adalah ranahnya alokasi frekuensi dari RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) sedang 28Mhz adalah ranah dari amatir band . Biasanya yang sering dipakai QSO di Channel 30 ( 27.305 MHz ) dan cukup ramai rekan ber 10-25 saat siang atau sore hari ,atau bisa mendengarkan di  Frekuensi DX 11m di 27,555 MHz. Untuk band 10m (28Mhz) rekan-rekan bisa mencoba menerima  sinyal FT8 di 28,074 MHz atau SSB phone di 28,490 MHz   yang sering saya tandai apakan band 11m dan 10m itu propagasi  terbuka atau tidak. CBitx 27 ini juga bisa dipakai untuk digital mode FT8 atau RTTY ,tentunya tinggal menambah interface aja. Untuk antenna rekan-rekan terserah bisa bikin antenna yang sederhana seperti Antena Dipole 0,5 lambda , antenna vertical T2LT atau membikin antenna yang bagus seperti  Sigma four , Ring O , Victor 27 ,Delta Loop maupun Yagi.  Penulis pernah QSO dengan om Ekky di Channel 31 (27,315 MHz), dari Ambon, Maluku pakai antenna Dipole 2 x 2,62m atau ukuran setengah lambda ketinggian hanya 4 meter sudah bisa QSO dengan sinyal yang kuat.  Dengan daya linear amplifier CBITX sekitar 25watt memakai MOSFET IRFZ24 1 buah Pada bagian Final Unit.   

CATATAN PENTING !! . Gunakan Transistor khusus pada bagian TX yaitu pada : Q11,12,13 dan Q14 menggunakan transistor yang memiliki FT (Frequency Trancient )  yang tinggi seperti C1730 ,C380 , C1359 , C535 dll. yang memiliki FT diatas 300 MHz karena sangat berpengaruh pada level output daya pada exiter. Transistor dengan FT yang tinggi cenderung penguatannya besar .Sehingga cukup kuat untuk mendorong linear Amplifiernya  Kemudian yang diperhatikan yaitu LILITAN BIFILAR (T3) Gunakan Toroid FT37-43 cukup 4 lilitan Bifilar dengan kawat email 0,4 - 0,5 mm , jika di ukur ujung-ujungnya sekitar 40 - 44uH dan ini penting sekali ,jangan menggunakan Toroid LHE untuk T3 karena nilai induktansinya terlalu Besar ,ingat ini bekerja di High Band HF bukan bekerja di 7 MHz tetapi di 27 MHz-28MHz . Mungkin di band 40m tidak masalah menggunakan Toroid LHE yang memiliki permebilitas Tinggi, tetapi dapat bermasalah jika dikerjakan di 27 MHz  yang berakibat daya RF outputnya Kecil. Sehingga tidak begitu kuat untuk mendorong pada Linear Amplifiernya. Alternatif lain yaitu memotong Tubing Ferit dibuat seperti Toroid dengan Gerinda Pemotong , toroid Tubing tersebut memiliki permebilitas tidak terlalu tinggi dan cukup untuk menghasilkan nilai induktansi sebesar 40 - 47 uH tentunya disesuaikan jumlah gulungan bifilarnya . Penulis pernah mencoba membuat toroid dari potongan Tubing ferit yang dipotong selebar 3-5mm jumlah gulungan sekitar 7 lilit Bifilar dengan kawat email 0,5 mm didapat induktansi sebesar 42uH  dan hasilnya sama seperti menggunakan Toroid FT 37-43 

  Nanti pada PART 2 akan kita kupas tuntas tentang cara pembuatan Linear Amplifier di 27 MHz untuk CBitx 27. Jika berminat untuk PCB CBitx 27 bisa menghubungi

No HP/WA 081232887744 ( YOKE) 


SELAMAT BERKARYA DAN BERKREASI


Selasa, 17 Agustus 2021

YUK..MERAKIT SENDIRI MODEM INTERFACE UNTUK MODE DIGITAL


Akhir-akhir ini mode digital sangat digemari oleh rekan-rekan amatir radio. Tidak hanya di luar negeri saja , tetapi anggota amatir radio di Negara kita cukup pesat perkembangan dalam menggunakan mode digital. Pada tahun 1998 muncul mode digital yang cukup efektif dan efisien yang diciptakan oleh om Peter Martinez G3PLX yang dikenal dengan PSK31 (Phase Shift Keying) , yang merupakan mode digital dengan bandwidth sempit hanya 31Hz. Saat itu pengguna mode digital RTTY (Radio Teletype) mulai beralih menggunakan mode PSK31 yang memang sangat popular pada saat itu . Tak lama kemudian muncul mode digital lain seperti JT65 ,itupun tidak berlangsung lama disusul oleh mode digital besutan dari 2 orang amatir Amerika Joe Taylor K1JT dan Steve Franke K9AN yang kita kenal dengan FT8 yang merupakan akronim dari Franke dan Taylor . Saat ini pengguna mode FT8 luar biasa , jauh melebihi pendahulunya seperti RTTY, PSK31 maupun JT65. Dengan kondisi Propagasi yang tidak menentu seperti pada saat-saat ini ternyata dengan FT8 dapat ber QSO dengan mudah , meskipun dengan kondisi propagasi yang buruk sekalipun. Kini banyak bermunculan para DX-er baru dari berbagai tingkatan dari Siaga , Penggalang hingga Penegak . Dengan mode FT8 mereka dapat mengclaim DXCC award hanya kurun kurang dari 3 bulan , Luar biasa . Saat ini kegiatan Special Call diberbagai Orari Lokal maupun daerah , selain menggunakan mode Phone maupun CW , ternyata juga menyelipkan mode digital FT8 .
Nah pada edisi  kali ini penulis mengajak rekan-rekan ,bagaimana cara kita “bermain” di mode digital tersebut, dan peralatan apa yang dibutuhkan. Perlu diketahui bahwa mode digital banyak sekali jenisnya seperti : RTTY , PSK31, JT65, Olivia, Hellschreiber, Thor ,FT8, FT4 dan masih banyak yang lainnnya  Untuk bermain atau bekerja pada mode digital  selain radio Transceiver dan Komputer maka juga diperlukan Modem ( Modulator Demodulator ) Interface yang berfungsi memodulasikan sinyal dari radio ke computer dan sebaliknya dari komputer ke radio ,sehingga sinyal tadi terbaca dan dicodekan oleh computer sehingga tampak di layar monitor terdapat pesan berupa teks ataupun gambar.
Ok.. kita akan focus pada pembuatan Modem Interface untuk mode digital. Perangakat yang dibutuhkan untuk Komunikasi mode Digital  seperti pada gambar 1.  Pemasangan modem interface diantara Komputer dan Radio. Penghubung antar muka (interface) dari Modem ke Radio yang dulu masih menggunakan Paralel Port (DB25) maupun Serial port (DB9) maka kita ganti yang lebih  mudah , yaitu menggunakan Modul USB to TTL FTDI FT232RL , sehingga port koneksinya  menggunakan USB (Universal Serial Bus) , mengapa dibuat  demikian , karena Laptop ataupun PC (Personal Computer) saat ini sudah jarang menggunakan Paralel maupun Serial Port, yang ada dan umum yaitu menggunakan port USB. Memang ada converter USB to RS232 atau serial Port seperti merk “BAFO” yang cukup terkenal dan bagus , tetapi cukup mahal harganya, untuk itu kita ganti dengan Modul FTDI FT232RL yang harganya cukup murah berkisar sekitar 25-30 ribu saja . Lebih praktis dan mudah diperoleh baik beli  secara on line maupun di toko elektronik.  

 

                                           Gambar 1
Modul FTDI FT232RL hanya memerlukan tegangan yang berasal dari Komputer/laptop yaitu sebesar 5 Volt. Output dari pin out FTDI FT232RL cukup banyak ,namun yang akan kita gunakan hanya beberapa saja seperti RTS ( Request To Send) dan DTR ( Data Terminal Ready) . Beberapa jenis interface ada yang memanfaatkan pin out TXD, RXD juga digunakan , namun yang kita gunakan hanya RTS dan DTR saja ,karena menyesuaikan dengan setting dari Software Mode Digitalnya .Modul USB to TTL FT232RL seperti pada gambar 2.Output dari Modul FTDI FT232RL ini adalah active “Low” dimana saat Active atau On maka tegangan sama dangan Nol atau terhubung ke negative . Untuk menggerakkan Optocoupler maupun LED saat “ON” maka perlu dibalik susunan Anode dan kathodenya . Skema rangkaian Modem Interface Mode Digital dapat di lihat pada gambar 3 dan gambar 4

              
Gambar 2



Gambar 3



Gambar 4
Pengendali dari Modul FTDI FT232RL ini berasal dari perintah Software Mode Digital . Saya contohkan Software untuk mode FT8 yaitu JTDX atau WSJT-X pada saat kita masuk pada menu setting port control Radio terdapat beberapa pilihan yaitu : CAT , VOX , RTS dan DTR , karena kita menggunakan modul FTDI FT232RL maka yang kita gunakan ada 2 pilihan yaitu RTS dan DTR, kita bisa memilih salah satu , antara centang yang ada di Setting dan switch pilihan RTS atau DTR harus sama, jika tidak maka alat tidak bisa berfungsi dengan baik.   Contoh kita pilih DTR maka jika benar maka output saat kita tekan TX  pada software maka pin out pada modul FTDI tersebut akan Active “Low” jika kita balik pada Tegangan +5 Volt dipasang Anode LED lewat resistor seri 330 Ohm , dan cathode LED terhubung pada pin DTR saat posisi TX maka LED tersebut akan menyala , ini menandaka perintah dari software sudah benar. Pemasangan dari Optocoupler jika benar susunan kakinya ,maka saat bekerja ,output dari Optocoupler akan tersambung. Optocoupler disini menggunakan PC817 dengan 4 pin kaki yang mudah diperoleh dengan harga murah, rekan-rekan dapat mengganti optocoupler dengan tipe lain semisal 4N25 atau 4N35 , tentunya disesuaikan dengan susunan pin outnya . saya rasa menggunakan optocoupler PC817 sudah cukup memuaskan. Output dari Optocoupler akan terhubung dengan PTT ( Push To Talk) pada radio. Karena ouput dari optocoupler terhubung , jika tersambung dengan PTT pada radio maka kondisinya adalah Transmit (TX).Rangkaian yang jadi seperti pada gambar 5.   

Gambar 5
Pada bagian audio terdapat trafo (Transformator) audio , mengapa dipasang trafo audio ini sedemikian rupa , selain berfungsi sebagai penerus sinyal audio dengan system induktansi , maka Ground pada Computer dan ground pada radio dapat dipisah.  Mengapa harus dipisah , ini dikarenakan pada Komputer PC , jika system grounding kurang bagus maka pada casing atau body dari PC itu terjadi kebocoran arus listrik , yang sering ditandai saat kita pegang “Nyetrum” karena kebocoran arus listrik yang berasal dari Power Supply Unit (PSU) . Hal ini jika kita mengabaikan tanpa trafo , maka dapat merusak komponen pada Radio HF anda , untuk itulah kita pasang Trafo tersebut. Trafo Audio dulu sekitar dibawah tahun 2000 an yang cukup popular yaitu OT 240 (Output Transformer)  dan IT191 (Input Transformer) , namun sekarang sulit mencari ke dua trafo tersebut. Untuk itu kita gunakan yang mudah dicari dipasaran  ,untuk itu  kita gunakan trafo audio 1:1 umumnya memiliki impedansi 600 OHM disisi input dan outputnya , meskipun jika kita ukur impedansinya kurang dari 600 OHM, namun sudah cukup bagus digunakan pada modem ini. Trafo yang kita perlukan ada 2 yaitu di sisi TX dan RX nya      
Saat posisi Transmit (TX) atau memancar maka sinyal Output Audio dari port Audio pada Head Phone adalah audio Stereo , untuk itu akan kita buat Mono dengan cara menggabungkan sinyal L (left) dan R (right) dengan menghubungkan lewat resistor 1K5, sehingga harapannya penjumlahan sinyal L dan R akan menambah Level signal audio output tersebut. Setelah digabung sinyal tersebut maka diumpankan kepada trafo audio . Dari sini sinyal diinduksikan oleh trafo , dan output trafo tersebut agar levelnya bisa diatur ,sehingga tidak menimbulkan “Over Modulation”  maka dipasang Potensiometer 5K OHM , dan sebelum masuk ke terminal Mic pada radio dipasang coupling capasitor 1µF agar audio nya tidak terbeban saat masuk ke Mic pada Transceiver/radio.
Saat posisi Receive (RX) dibalik , sinyal audio yang diterima oleh radio Transceiver lewat terminal (port) Head Phone /Phones menuju langsung ke trafo , dari sini sinyal diinduksikan , dan ouputnya akan menuju pada bagian Mic pada Computer/laptop , terlebih dahulu output trafo terhubung capasitor 10µF dan resistor 1K , mengingat input Mic/Line In pada Computer/laptop ada yang Mono adapula yang Stereo untuk itu kita pasang 2 buah resistor 1K biar lebih aman . Sinyal Audio tersebut akan didecodekan oleh Computer. Pengaturan Level sinyal yang diterima cukup mengikuti Potensio AF Gain / Volume pada radio, sehingga lebih praktis  dan mudah.
Perakitan rangkaian cukup mudah  ,rekan rekan dapat merakit rangkaian pada PCB Berlubang /matriks maupun berkreasi mendesain jalus PCB dengan bantuan software PCB. Rangkain Modem Interface di atas adalah universal dapat digunakan untuk berbagai jenis radio , baik yang pabrikan (Built Up) maupun yang Homebrew seperti BITX, SPECTRA, Ararinha dsb. Bahkan penulis pernah mencoba pada radio CB Superstar 2200 yang tentu saja radio CB ini mampu hingga band amatir 10m band atau frekuensi 28Mhz dengan  hasil cukup baik.  Yang perlu digaris bawahi untuk radio yang akan kita gunakan untuk mode digital harus ada mode USB (Upper Side Band)
Karena umumnya mode digital  pada mode USB ,tentusaja FT8 pun juga menggunakan mode USB . Untuk Jack audio yang akan kita gunakan pada Computer atau Laptop maka hendaknya kita lihat dahulu , karena port Audio terutama pada Laptop ada yang menggunakan 2 buah port input yaitu port Mic dan port Head Phone  yang terpisah , tetapi untuk jenis Laptop baru sudah menggunakan Port Audio yang terpadu yaitu Mic dan Headphone jadi satu , ini ditandai pada laptop terdapat 1 lubang port audio , seperti port yang terdapat pada smart phone /HP seperti di gambar 6. 

                                                    Gambar 6
Untuk itu perlu penyesuaian Jack yang akan kita gunakan , dan ingat jangan sampai salah pasang antara Mic dan headphone nya . Untuk port audio pada PC/Laptop dengan 2 lubang maka dipasang Jack Stereo 3,5mm , sedang laptop dengan port 1 lubang  maka silahkan cari Jack yang sesuai , umumnya ciri jack audio tersebut memiliki 3 gelang seperti yang dipergunakan pada Smartphone / HP Android.
Setelah dirakit jangan lupa install terlebih dahulu Software FTDI supaya bisa diaktifkan , rekan-rekan dapat download software driver FTDI   pada https://ftdichip.com/drivers/ pada web terssebut . Pada web tersebut terdapat panduan cara Instalasinya . yang perlu diperhatikan adalah Versi OS (Operating System) pada Komputer atau laptop anda , bisa dilihat apakah menggunakan Windows 7 , Windows 10 atau mungkin menggunakan Linux, dan sesuaikan juga versi Windowsnya apakah 32Bit atau 64Bit di dalam web tersebut terdapat pilihannya. Setelah terinstal maka cek pada Control Panel lalu Device Manager ,pastikan Port (LPT&COM) muncul USB Serial Port (COM…) nah saat itu menandakan Modul FTDI FT232RL sudah terdeteksi oleh Komputer. Instalasi dari komputer ke radio bisa di lihat pada Gambar 7

 

                            Gambar 7 


Nah selanjutnya lanjut Instalasi Software Mode Digital nya , untuk mode FT8 rekan-rekan bisa Download Software JTDX di link https://sourceforge.net/projects/jtdx/files/  atau WSJT-X di link https://wsjt.sourceforge.io/wsjtx.html , sesuaikan juga dengan  OS Windows nya ,baik yang 32 bit atau 64 bit atau bisa cari di google dengan mudah. Karena FT8 ini bekerja dengan interval waktu ,maka rekan-rekan wajib instal software  Network Time Synchronization dapat di cari pada https://www.timesynctool.com/ Sedang untuk mode lain seperti RTTY bisa menggunakan software MMVari atau  MMTTY , Untuk SSTV bisa download MMSSTV ,sedangkan jika kita ingin bekerja pada Multimode Digital dan CW bisa menggunakan software MixW dan FL Digi ataupun Ham Radio Deluxe ,dan masih banyak software lainnya untuk mode digital.
Yang harus diperhatikan adalah control software mode digital , yaitu setting control PTT harus sama jika pada Modem Interface pada switch pada RTS maka harus disesuaikan pada setting software nya harus di centang RTS juga begitu pula jika menggunakan DTR antara software dan hardware harus sama . Harapan kami agar rekan-rekan bisa membuat dan mengembangkan rangkaian Modem Interface Mode Digital , sehingga kegiatan amatir radio menjadi lebih menarik.salam .Pada koneksi pada radio yang di butuhkan hanya 3 kabel saja yaitu : MIC , PTT dan GROUND UTAMA RADIO.

SALAM 73
   

   
                                         BEBERAPA KONEKSI MICROPHONE RADIO

 




DE YB3LVX

Senin, 19 April 2021

MEMASANG LILITAN RF CHOKE PADA INPUT PENGUAT MIC RADIO BITX SPECTRA /BIXEN

MEMASANG LILITAN RF CHOKE PADA INPUT PENGUAT MIC  RADIO BITX SPECTRA /BIXEN
 

Hal yang paling menjengkelkan adalah saat dimana kita mulai merakit BITX pada bagian pemancar (TX) mengalami Self Oscilasi yang ditandai dengan sinyal liar yang muncul tanpa kita modulir / termodulasi. Sistem SSB adalah Supressed carrier dimana sinyal pembawa di tekan , hal ini berbeda dengan pemancar AM yang Full carrier , saat kita transmit maka sinyal akan keluar meskipun belum termodulasi , tetapi pada system SSB hal tersebut tidak boleh terjadi , saat belum termodulasikan . Self oscilasi pada radio BITX banyak faktornya , diantaranya : Trimpot pada Balance Modulator (BM) belum pas setelannya , Sinyal BFO terlampau kuat , adanya RF liar pada exiter, linear amplifiernya belum pas dalam penyetelan , antenna yang tidak sesuai atau tidak matching , Penguat Mic terdapat RF liar dan banyak factor lain yang menyebabkan Self Oscilasi. Namun yang paling sering adalah rangkaian penguat Amplifier atau Linear Amplifiernya yang bermasalah , ini disebabkan bias terlalu besar atau Impedansi yang belum sesuai hingga Antena yang dipakai tidak sesuai juga penyebab Self oscilasi.
    Self Oscilasi dapat menyebabkan rusaknya suara /audio kita saat transmit berlangsung dan juga transistor atau Final Unit dapat menyebabkan cepat panas dan berujung pada rusaknya Transistor pada bagian RF Power Amplifier. Tidak hanya radio homebrew saja yang dapat Self oscilasi , radio pabrikan pun juga dapat terjadi self oscilasi manakala terjadi perlakuan yang tidak sesuai . Nah kali ini akan saya bahas pada bagian penguat mic pada BITX untuk semua versi varian BITX sama semua. Umumnya Self oscilasi pada bagian ini karena adanya RF liar yang masuk pada bagian tegangan pada input Mic Condenser , maka akibatnya suara tidak linier atau rekan-rekan menyebutnya suara “Nyekrak” atau sering terjadi suara seperti ketinggalan  ,padahal Volume Mic sudah maksimum  , ini adalah ulah dari RF Liar yang masuk pada bagian penguat Mic. Mungkin jika anda menggunakan kabel Mic yang bagus atau menggunakan kabel Scherm hampir tidak berasa pengaruhnya, nah jika dipasang menggunakan kabel Mic yang Spiral maka  bisa jadi timbul masalah , timbul Self oscilasi  , serak dan lain sebagainya , ini karena kondisi kabel yang beda . hal seperti ini saya alami sendiri juga rekan lain , utamanya kalo kita menggunakan daya diatas 50W sangat terasa kalau ada RF liar . Untuk mengatasinya sangat mudah sekali yaitu memasang RF Choke pada input penguat Mic . Cukup anda cari Toroid bekas Lampu LHE ( Lampu Hemat Energi) yang sering kita gunakan untuk lilitan Mixer pada BITX dan Kabel kecil dengan inti tunggal ( diameter 0,5mm ) atau boleh anda gunakan kabel UTP pada jaringan computer , ambil sepanjang 20 Cm lalu gulung pada Toroid tersebut sebanyak 8-10 lilit dalam hal ini saya gulung hanya 8 Lilit . Pasang lilitan tersebut diantara kabel dari PCB BITX (Input Mic di PCB )  dan Connector Mic pada radio seperti contoh gambar . Cukup sederhana bukan…. dan rasakan bedanya .
Setelah dipasang lilitan tersebut anda boleh pasang kabel Spiral untuk Mic . Atur lagi trimpot modulasi pada penguat Mic , cari yang sesuai levelnya
SELAMAT MENCOBA        


                                      INSTALASI PEMASANGAN RF CHOKE PADA INPUT MIC

                                                               LILITAN RF CHOKE 


                                           PEMASANGAN RF CHOKE PADA PIN CONNECTOR MIC



Senin, 16 November 2020

MENCOBA KEMAMPUAN BITX SPECTRA 2 BAND PADA FIELD DAY 2020 5-6 SEPTEMBER 2020


Pada tanggal 5-6 September 2020 telah dilaksanakan kegiatan Field Day. Pengertian dari Field day itu sendiri adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh amatir radiosecara bersamaan di berbagai tempat untuk melakukan uji coba perangkat komunikasi radio,melatih kemampuan pribadi dan kelompok dalam mendirikan stasiun lapangan dan menggelar jarring komunikasi lapangan yang diarahkan untuk kesiapan anggota amatir radio dalam melaksanakan bantuan komunikasi penanggulangan keadaan darurat yang disingkat Bankomdar. Nah dalam hal ini tercatat beberapa local di Jawa Timur yang ikut ambil bagian dalam Field day tersebut, yaitu ORARI Lokal : Bojonegoro, Jember , Malang Raya, Kediri, Blitar, Ponorogo, Gresik, Lamongan dan Tuban. Nah persiapan juga dilakukan dari rekan-rekan homebrewer , termasuk saya selaku anggota dan pengurus ORARI Lokal Malang Raya mempersiapkan Radio , antenna , Baterai hingga tenda. Pelaksanaan Field day pada hari Sabtu dan Minggu 5-6 September 2020 ,untuk tempat kami memilih yang dekat yaitu Wisata danau Dempok , sekitar 25km selatan kota Malang ,tujuannya adalah selain berwisata juga berlatih mendirikan stasiun komunikasi di tempat alam terbuka. Start QSO mulai jam 07.00 UTC atau 14.00WIB. Hal yang menarik dari Field Day ini yaitu rekan-rekan  peserta di beberapa local menggunakan perangkat Homebrew  , termasuk kami dari Malang. Kebetulan saya berupaya agar BITX SPECTRA 2 Band ikut ambil bagian dalam acara ini. Setelah tiba dilokasi maka kita mencari lokasi yang tepat  untuk membentang antenna dan memasang tenda agar kabel ke radio cukup atau sampai. Nah dipilih ada pohom Mahoni cukup tinggi di dekat tenda base station, sehingga tinggal dipasang dengan tali kerekan agar bisa dinaikkan antenanya . Untuk antenna yang kita pasang masing-masing  pada band 40m dan 80m adalah antenna Dipole biasa ukuran ½ lambda  dengan ketinggian feed point di atas pohon sekitar 8 meter aja dengan pemasangan menyilang agar tidak saling berpengaruh pada matching antenna . setelah terpasang , saya liat waktu ternyata sudah jam 13.30 , yang pertama kali saya hidupkan radio pada band 80m , nah ternyata dengan kondisi propagasi yang tidak terlalu bagus saya dapat QSO dengan pak Tulus Karang anyar Ja-teng YC2DUV di 3.750 MHz dan diterima dengan bagus 5/9 report   dan beberapa rekan lain juga sempat mengamati sinyal QRP dari Radio BITX DUAL BAND SPECTRA . Nah berhubung waktu mepet ,karena jam 14.00 WIB atau 07.00 UTC harus sudah start maka ,antenna 80m saya lepas , ganti dengan yang 40m , nah saat itu propagasi bagus , kita start di frekuensi atas 7.135 MHz dan luar biasa kita sempat kualahan karena dianggap rekan-rekan seperti special call biasa , padahal kita running QRP dan berada di lokasi alam yang hanya menggunakan tenaga Baterai , namun begitu akhirnya juga sama-sama mengerti bahwa kami adalah stasiun Field day yang menggunakan power QRP hanya maksimal 10W aja .

Berikut data kita QSO selama 2 hari  yaitu Tanggal 5-6 September 2020.
    Radio dan antenna yang digunakan saat Field day tanggal 5-6 September 2020 kemaren
    Lokasi : Tempat Wisata Mahoni ,danau Dempok ,kec.Pagak Kab.Malang
   Tidak ada yang istimewa dan terkesan apa adanya, Radio menggunakan BITX SPECTRA 2 BAND yang bekerja di band 40m dan 80m mode SSB . Running QRP 8-10W , transistor driver menggunakan 2SC1383 dan Final menggunakan IRF530
    Antenna menggunakan dipole tanpa Balun : Antena 40m (warna kabel Hijau )panjang 2 X 9,6m untuk yang 80m kabel warna biru dengan panjang 2 X 18m , ketinggian feed point 8 meter tertambat di pohon Mahoni.
    Sumber daya menggunakan baterai bekas Sepeda listrik 12V/12A dan di back up dengan power supply switching 12V/ 5A dari sumber tegangan Genset.
    Start QSO : jam 14.00 hingga 22.00 WIB (Sabtu)
    Jam 06.00 hingga 10.00 WIB (Minggu)
    QSO di 40m mulai jam 14.00 – 18.00 (Sabtu 5 September 2020)
    QSO di 80m mulai jam 18.00 – 22.00 (Sabtu 5 September 2020)
    QSO di 80m mulai jam 06.00 – 07.00 (Minggu 6 September 2020)
    QSO di 40m mulai jam 07.00 – 10.00 (Minggu 6 September 2020)
    Operator : YB3LUN , YB3LVX, YB3KM, YB3FUA,YB3VO, YE3CIF, YG3DPH, YF3FOF, YC3YZZ
Perolehan Station
    Pada band 40m : Ter log pada software N1MM : 620 station ( Call area 0 – 9 )
    Pada band 80m : Ter log pada N1MM : 251 station
   Total di 40m 620 station dan di 80m sebanyak 251 station , sehingga total QSO : 871 station dengan menggunakan HANYA DENGAN 1 RADIO BITX SPECTRA 2 BAND
Inilah sekilas tentang pengalaman Field day dengan menggunakan radio Homebrew BITX SPECTRA DUAL BAND
Berikut gambar serta link Video yang direkam selama kegiatan Field day
 


 











Link video : https://orarimalangraya.com/fieldday/galery-video/ 

atau pada YouTube ; https://www.youtube.com/watch?v=DoAPPsBgLew&t=13s

 
Powered by Blogger