Senin, 26 Desember 2022

 MERAKIT CBITX SPECTRA 27 MHz (PART 1)



Bahasan ini diawali dengan keberadaan Radio CB ( Citizen Band ) yang sangat popular di tahun 1980 an bahkan sebelum itu.  Radio CB sangat digemari di luar negeri dan dalam negeri ,karena saat itu merupakan primadona alat komunikasi di jaman itu. Tetapi saat itu masih menggunakan mode AM (Amplitude Modulation) yang sangat popular karena kemudahan dalam membuat atau merakit CB-AM. Sekitar tahun 1985 saat masih sekolah di SMP saya baru kenal dengan radio CB yang sebelumnya sempat merakit walkie-talkie juga bekerja di frekuensi 27Mhz juga. Beberapa model PCB radio CB sempat saya rakit dan itupun ada yang gagal dan ada pula yang berhasil , menggunakan Xtal (Kristal) sepasang  ,untuk TX dan RX nya , saat itu yang popular adalah channel 14 dengan Xtal TX 27,125 MHz dan Xtal RX 26,670 MHz .PCB  Radio CB yang berhasil saya rakit pertama kali adalah Radio CB AM 6 channel buatan MITRA Surabaya , dan senangnya luar biasa karena bisa komunikasi dengan teman atau rekan lokal maupun luar kota. Berkembang lagi merakit Radio CB dengan system PLL (Phase Locked Loop) 40 Channel produksi REL Malang, pada saat itu saya sudah ada di bangku STM (SMK) kelas 2 dan berhasil dengan baik. Sesuai perkembangan jaman apalagi dijaman Gadget seperti sekarang ,maka   keberadaan radio CB menjadi hal yang dianggap barang antik ,sehingga harga bekas nya yang dulu hanya sekitar 300 – 350 ribu sekarang melambung tinggi  hingga 5 kali lipat   sekitar 1,2 – 1,5 juta rupiah per buahnya . Sebut saja merk Radio CB yang popular  dan ada mode AM dan SSB  seperti ARIES , CENTRONIK, COLT, SUPER STAR , MIDLAND, Hy-Gain, LAFAYETTE ,MARCO dan merk-merk lainnya harga juga ikutan naik , dan harganya sangat fantastis , hal ini tidak menguntungkan bagi para CBer atau penggemar radio CB dengan dana yang pas pasan, ditambah lagi beberapa komponen radio CB tersebut sudah agak  langka .Merakit radio CB merupakan kenangan tersendiri ,tentunya dengan perkembangan jaman merakit Radio CB dengan mode SSB menjadi mudah karena banyak petunjuk, skema maupun video di internet  . dari sinilah saya mempunyai ide untuk membuat radio CB sendiri dengan  mode SSB dengan harga yang cukup terjangkau dengan hasil yang tidak kalah dengan radio CB pabrikan. Caranya dengan memodifikasi  BITX transceiver agar bisa dikerjakan di High Band HF pada frekuensi 27 – 28 MHz , tentunya dengan memodifikasi bagian RF RX amplifier , AGC , dan bagian lainnya yang diperlukan agar dapat mudah bekerja di band 10-11m dengan baik . Akhirnya muncullah desain prototype CBitx 27 .






Dinamakan CBITX karena bekerja pada band 11m , CBITX kepanjangan dari Citizen Band Bi- directional Transceiver , yaitu radio CB berbasis radio BITX . BITX  diawali oleh Mr.Ashar Farhan amatir radio India sang pencipta awal BITX ,hanya saja BITX tersebut dikerjakan di band 20m oleh om Farhan.  Sebelumnya sekitar tahun 2010 rekan saya Om Suhardi Alm.(YB3SI-sk) sudah mengawali untuk membuat BITX di 27 Mhz ,tetapi saat itu membikin linear amplifiernya masih banyak mengalami kesulitan. Karena menggunakan MOSFET dengan konfigurasi pushpull ,sehingga agak sulit untuk dibuat dan perlu menentukan resonansi tiap penguatan.
Desain CBITX Spectra 27 ini mirip seperti BITX Spectra 40 yang biasanya dikerjakan di frekuensi 7 MHz, tetapi ada penambahan RF RX Amplifier pada receivernya agar lebih peka , sehingga sinyal dengan level kecilpun dapat ditangkap dengan jelas. Secara umum prinsip kerjanya seperti pada BITX Spectra 40 . Dari beberapa versi yang sudah saya buat ,terdapat beberapa mofifikasi yang semata untuk hasil yang baik dan mudah dirakit.Versi awal CBitx Spectra menggunakan transistor standar Amerika yaitu 2N3904 hasilnya bagus , namun kendala untuk mencari transistor ini juga harus berburu on line ,itupun kadang kualitasnya kadang kurang baik , sehingga diputuskan mendesain ulang dengan menggunakan transistor standar Jepang yang sangat familiar dan mudah diperoleh dengan kualitas bagus , dan kita lebih familiar dengan transistor Jepang . maka pada versi yang terakhir sudah menggunakan transistor Jepang , sama seperti pada radio CB Pabrikan rata-rata menggunakan transistor Jepang. Faktor keberhasilan dari membuat exiter CBitx 27 ini adalah pada kualitas dari transistor itu sendiri, biasanya transistor untuk RF itu memiliki hfe yang tidak terlalu besar, tetapi ft (frequency transient) nya tinggi, dan ini hampir merata pada transistor standar Jepang . saya menggunakan transistor 2SC945 dan 2SC829 sudah bagus untuk exiter ini ,karena ke dua transistor tersebut cukup popular dan mudah dicari di took elektronik  ,  boleh dicoba pake tipe lainnya semisal 2SC710, 2SC460,2SC1675 dll . Transistor yang bagus digunakan memiliki hfe umumnya sekitar 280 – 300 . Komponen lain seperti diode tetap mempertahankan pakai 1N4148 pada mixer dan bagian lain, contoh untuk DBM mixer saya tetap mempertahankan tetap pakai diode 1N4148 karena output level dari PLL DSP si5351 cukup untuk “menswitch” diode karena beda dengan DDS AD9850 yang levelnya kecil. Lilitan DBM (Double Balance Mixer) tetap pakai toroid bekas lampu LHE , gulungan cukup 5 lilit Trifilar dan batasi induktansinya 100 – 300 uH, sedang jika menggunakan toroid ft37-43 maka cukup 8 lilit . Untuk kawat yang digunakan pada mixer DBM saya menggunakan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) bekas kabel jaringan computer , upayakan cari merk “BELDEN” karena merk tersebut kawat/kabelnya asli tembaga dan bukan alumunium yang di lapis tembaga. Diupayakan juga untuk alat ukur memiliki ESR meter ( smart tester) yang fungsinya untuk mengukur parameter dari diode ,transistor dan MOSFET serta Elco ,karena di jaman belanja “on line” seperti sekarang harus berpandai-pandai untuk memilih kualitas barang yang bagus  dan berkualitas.Mengingat barang yang ditawarkan berbagai macam jenis dan kualitas yang berbeda-beda .
Bagian utama untuk menentukan frekuensi kerja adalah BPF (Band Pass Filter), ini sedikit berbeda trafo lilitannya  dengan yang 40m atau 80m ,yang menggunakan bekas trafo IF 10,7Mhz (trafo IF Biru). Khusus untuk band 11m atau 27MHz tidak menggunakan trafo IF Biru 10,7MHz tetapi  tersedia 2 alternatif untuk  trafo lilitan BPF ,yaitu TIPE A dengan koker   bersirip 5mm dengan tambahan sangkar tutup ferit dan TIPE B menggunakan koker 8mm berinti ferit (slug tune). Keduanya sudah penulis coba dengan hasil yang bagus . Untuk koker sirip menggunakan kawat email 0,15mm ,sedang untuk yang menggunakan koker inti ferit 8mm menggunakan kawat email 0,4mm dengan jumlah gulungan yang sama ke duanya yaitu PRIMER : 9 LILIT dan SEKUNDER 3 LILIT. Terukur pada LC meter sekitar 1 – 1,5 uH , jika lilitan diparalel capasitor 30pF maka akan beresonansi pada frekuensi 27 – 28 MHz ,jika mau dipake di band lain seperti di 15m (21Mhz) tinggal cari capasitor 39pF . Tetapi bahasan kali ini fokus untuk band 27-28Mhz
Pada penguat RF 1 dan 2 dalam hal ini Transistor Q1 dan Q18 menggunakan transistor yang khusus RF low noise seperti 2SC2570 , 2SC3355, 2SC2026 ,MPSH 10 yang memiliki konfigurasi kaki B-E-C   menjadi salah satu ciri transistor yang memiliki ft tinggi di atas 500Mhz ,sehingga kepekaan receiver lebih low noise dan lebih sensitive.
Frekuensi kerja PLL DSP si5351 dikerjakan di atas yaitu dengan rumus f VFO = f IF + f Kerja , sehingga jika dikerjakan di band 27MHz dengan xtal Filter 10Mhz maka f VFO = 27 + 10 maka didapat f VFO sebesar 37 MHz dan ini bagi si5351 sanggup bekerja pada frekuensi tersebut dengan level yang kuat , tetapi rekan-rekan dapat mencoba/merubah jika menggunakan frekuensi VFO di bawah atau system pengurangan dengan rumus f kerja – f IF = f VFO   ,tentunya merubah frekuensi BFO nya sebesar +1,5KHz perlu disesuaikan.
Tingkat kesulitan dalam merakit CBitx ini memang agak lumayan,tetapi jika sudah pernah merakit BITX Spectra 40 maupun dual band saya rasa hanya perlu penyesuaian aja untuk memahami karakteristik di High band HF.Pemilihan jenis transistor penentu keberhasilan rangkaian , tidak disarankan menggunakan transistor FCS9014 ,kecuali bagian AGC dan Audio, karena untuk bekerja di high band pake 9014 levelnya kecil. Gunakan transistor 2N3904 untuk tipe Amerika atau 2SC945 atau 2SC829 untuk tipe Jepang . Petunjuk lilitan bisa dilihat pada gambar.







PCB CBITX SPECTRA 27 MHz



VIDEO TEST CBITX SPECTRA 27MHz 




Alat ukur seperti AVO meter , ESR meter (smart tester) serta RF Probe perlu di siapkan agar mudah mendeteksi RF keluarnya pada exiter. Cek level RF pertingkat, jika RF kecil ganti transistor yang bagus , pengalaman saya transistor Q11, Q12, Q13, Q14 perlu pemantauan khusus untuk level RF nya , maka perlu dicek dengan RF Probe per tingkat . Jika level kecil ganti transistor di atas dengan kualitas yang bagus . Karena sering rekan mengeluh daya kecil saat merakit ,padahal linear amplifiernya pake transistor dan MOSFET yang bagus , ternyata level output RF pada exiter tidak mau besar , ini dikarenakan antara lain : setting BPF belum maksimal atau transistor dengan kualitas yang buruk, untuk itu jangan segan-segan untuk mengganti transistor dengan yang kualitas bagus.   Petunjuk lilitan BPF bisa dilihat detailnya pada gambar ,baik dengan koker sirip 5mm maupun koker 8mm, terutama Gulungan awal dan akhir . Secara umum metode perakitan sama seperti halnya  BITX Spectra 40 . Pada desain PCB CBitx27 ,rangkaian audio amplifier tetap menggunakan IC LM386 dan tambahan TX level meter ,serta tambahan relay untuk perpindahan TX dan RX yang juga akan terconnect dengan bagian linear RF Amplifiernya. Untuk bagian   Linear RF Amplifier nya nanti akan disajikan di PART 2 . Jika dirakit sesuai petunjuk ,maka hasilnya sangat memuaskan baik RX maupun TX nya dan tidak kalah dengan radio CB Built Up, cukup low noise dan modulasinya menurut rekan rekan seperti memakai radio All Band dibanding radio CB  ,  range nya cukup lebar dari 26 – 28 MHz dengan tampilan frekuensi ala HF All Band karena pakai display LCD. Pergerakan Signal meter juga halus dengan sensifitas penerimaan yang bagus , saya coba  exiter dihubungkan ke SWR dan  dummy load aja sudah bisa menerima Papua saat propagasi bagus , ini menunjukkan sensifitas penerimaan yang peka dan selektif. Oh ya rekan-rekan ,frekuensi 27Mhz ini adalah ranahnya alokasi frekuensi dari RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) sedang 28Mhz adalah ranah dari amatir band . Biasanya yang sering dipakai QSO di Channel 30 ( 27.305 MHz ) dan cukup ramai rekan ber 10-25 saat siang atau sore hari ,atau bisa mendengarkan di  Frekuensi DX 11m di 27,555 MHz. Untuk band 10m (28Mhz) rekan-rekan bisa mencoba menerima  sinyal FT8 di 28,074 MHz atau SSB phone di 28,490 MHz   yang sering saya tandai apakan band 11m dan 10m itu propagasi  terbuka atau tidak. CBitx 27 ini juga bisa dipakai untuk digital mode FT8 atau RTTY ,tentunya tinggal menambah interface aja. Untuk antenna rekan-rekan terserah bisa bikin antenna yang sederhana seperti Antena Dipole 0,5 lambda , antenna vertical T2LT atau membikin antenna yang bagus seperti  Sigma four , Ring O , Victor 27 ,Delta Loop maupun Yagi.  Penulis pernah QSO dengan om Ekky di Channel 31 (27,315 MHz), dari Ambon, Maluku pakai antenna Dipole 2 x 2,62m atau ukuran setengah lambda ketinggian hanya 4 meter sudah bisa QSO dengan sinyal yang kuat.  Dengan daya linear amplifier CBITX sekitar 25watt memakai MOSFET IRFZ24 1 buah Pada bagian Final Unit.   

CATATAN PENTING !! . Gunakan Transistor khusus pada bagian TX yaitu pada : Q11,12,13 dan Q14 menggunakan transistor yang memiliki FT (Frequency Trancient )  yang tinggi seperti C1730 ,C380 , C1359 , C535 dll. yang memiliki FT diatas 300 MHz karena sangat berpengaruh pada level output daya pada exiter. Transistor dengan FT yang tinggi cenderung penguatannya besar .Sehingga cukup kuat untuk mendorong linear Amplifiernya  Kemudian yang diperhatikan yaitu LILITAN BIFILAR (T3) Gunakan Toroid FT37-43 cukup 4 lilitan Bifilar dengan kawat email 0,4 - 0,5 mm , jika di ukur ujung-ujungnya sekitar 40 - 44uH dan ini penting sekali ,jangan menggunakan Toroid LHE untuk T3 karena nilai induktansinya terlalu Besar ,ingat ini bekerja di High Band HF bukan bekerja di 7 MHz tetapi di 27 MHz-28MHz . Mungkin di band 40m tidak masalah menggunakan Toroid LHE yang memiliki permebilitas Tinggi, tetapi dapat bermasalah jika dikerjakan di 27 MHz  yang berakibat daya RF outputnya Kecil. Sehingga tidak begitu kuat untuk mendorong pada Linear Amplifiernya. Alternatif lain yaitu memotong Tubing Ferit dibuat seperti Toroid dengan Gerinda Pemotong , toroid Tubing tersebut memiliki permebilitas tidak terlalu tinggi dan cukup untuk menghasilkan nilai induktansi sebesar 40 - 47 uH tentunya disesuaikan jumlah gulungan bifilarnya . Penulis pernah mencoba membuat toroid dari potongan Tubing ferit yang dipotong selebar 3-5mm jumlah gulungan sekitar 7 lilit Bifilar dengan kawat email 0,5 mm didapat induktansi sebesar 42uH  dan hasilnya sama seperti menggunakan Toroid FT 37-43 

  Nanti pada PART 2 akan kita kupas tuntas tentang cara pembuatan Linear Amplifier di 27 MHz untuk CBitx 27. Jika berminat untuk PCB CBitx 27 bisa menghubungi

No HP/WA 081232887744 ( YOKE) 


SELAMAT BERKARYA DAN BERKREASI


Selasa, 17 Agustus 2021

YUK..MERAKIT SENDIRI MODEM INTERFACE UNTUK MODE DIGITAL


Akhir-akhir ini mode digital sangat digemari oleh rekan-rekan amatir radio. Tidak hanya di luar negeri saja , tetapi anggota amatir radio di Negara kita cukup pesat perkembangan dalam menggunakan mode digital. Pada tahun 1998 muncul mode digital yang cukup efektif dan efisien yang diciptakan oleh om Peter Martinez G3PLX yang dikenal dengan PSK31 (Phase Shift Keying) , yang merupakan mode digital dengan bandwidth sempit hanya 31Hz. Saat itu pengguna mode digital RTTY (Radio Teletype) mulai beralih menggunakan mode PSK31 yang memang sangat popular pada saat itu . Tak lama kemudian muncul mode digital lain seperti JT65 ,itupun tidak berlangsung lama disusul oleh mode digital besutan dari 2 orang amatir Amerika Joe Taylor K1JT dan Steve Franke K9AN yang kita kenal dengan FT8 yang merupakan akronim dari Franke dan Taylor . Saat ini pengguna mode FT8 luar biasa , jauh melebihi pendahulunya seperti RTTY, PSK31 maupun JT65. Dengan kondisi Propagasi yang tidak menentu seperti pada saat-saat ini ternyata dengan FT8 dapat ber QSO dengan mudah , meskipun dengan kondisi propagasi yang buruk sekalipun. Kini banyak bermunculan para DX-er baru dari berbagai tingkatan dari Siaga , Penggalang hingga Penegak . Dengan mode FT8 mereka dapat mengclaim DXCC award hanya kurun kurang dari 3 bulan , Luar biasa . Saat ini kegiatan Special Call diberbagai Orari Lokal maupun daerah , selain menggunakan mode Phone maupun CW , ternyata juga menyelipkan mode digital FT8 .
Nah pada edisi  kali ini penulis mengajak rekan-rekan ,bagaimana cara kita “bermain” di mode digital tersebut, dan peralatan apa yang dibutuhkan. Perlu diketahui bahwa mode digital banyak sekali jenisnya seperti : RTTY , PSK31, JT65, Olivia, Hellschreiber, Thor ,FT8, FT4 dan masih banyak yang lainnnya  Untuk bermain atau bekerja pada mode digital  selain radio Transceiver dan Komputer maka juga diperlukan Modem ( Modulator Demodulator ) Interface yang berfungsi memodulasikan sinyal dari radio ke computer dan sebaliknya dari komputer ke radio ,sehingga sinyal tadi terbaca dan dicodekan oleh computer sehingga tampak di layar monitor terdapat pesan berupa teks ataupun gambar.
Ok.. kita akan focus pada pembuatan Modem Interface untuk mode digital. Perangakat yang dibutuhkan untuk Komunikasi mode Digital  seperti pada gambar 1.  Pemasangan modem interface diantara Komputer dan Radio. Penghubung antar muka (interface) dari Modem ke Radio yang dulu masih menggunakan Paralel Port (DB25) maupun Serial port (DB9) maka kita ganti yang lebih  mudah , yaitu menggunakan Modul USB to TTL FTDI FT232RL , sehingga port koneksinya  menggunakan USB (Universal Serial Bus) , mengapa dibuat  demikian , karena Laptop ataupun PC (Personal Computer) saat ini sudah jarang menggunakan Paralel maupun Serial Port, yang ada dan umum yaitu menggunakan port USB. Memang ada converter USB to RS232 atau serial Port seperti merk “BAFO” yang cukup terkenal dan bagus , tetapi cukup mahal harganya, untuk itu kita ganti dengan Modul FTDI FT232RL yang harganya cukup murah berkisar sekitar 25-30 ribu saja . Lebih praktis dan mudah diperoleh baik beli  secara on line maupun di toko elektronik.  

 

                                           Gambar 1
Modul FTDI FT232RL hanya memerlukan tegangan yang berasal dari Komputer/laptop yaitu sebesar 5 Volt. Output dari pin out FTDI FT232RL cukup banyak ,namun yang akan kita gunakan hanya beberapa saja seperti RTS ( Request To Send) dan DTR ( Data Terminal Ready) . Beberapa jenis interface ada yang memanfaatkan pin out TXD, RXD juga digunakan , namun yang kita gunakan hanya RTS dan DTR saja ,karena menyesuaikan dengan setting dari Software Mode Digitalnya .Modul USB to TTL FT232RL seperti pada gambar 2.Output dari Modul FTDI FT232RL ini adalah active “Low” dimana saat Active atau On maka tegangan sama dangan Nol atau terhubung ke negative . Untuk menggerakkan Optocoupler maupun LED saat “ON” maka perlu dibalik susunan Anode dan kathodenya . Skema rangkaian Modem Interface Mode Digital dapat di lihat pada gambar 3 dan gambar 4

              
Gambar 2



Gambar 3



Gambar 4
Pengendali dari Modul FTDI FT232RL ini berasal dari perintah Software Mode Digital . Saya contohkan Software untuk mode FT8 yaitu JTDX atau WSJT-X pada saat kita masuk pada menu setting port control Radio terdapat beberapa pilihan yaitu : CAT , VOX , RTS dan DTR , karena kita menggunakan modul FTDI FT232RL maka yang kita gunakan ada 2 pilihan yaitu RTS dan DTR, kita bisa memilih salah satu , antara centang yang ada di Setting dan switch pilihan RTS atau DTR harus sama, jika tidak maka alat tidak bisa berfungsi dengan baik.   Contoh kita pilih DTR maka jika benar maka output saat kita tekan TX  pada software maka pin out pada modul FTDI tersebut akan Active “Low” jika kita balik pada Tegangan +5 Volt dipasang Anode LED lewat resistor seri 330 Ohm , dan cathode LED terhubung pada pin DTR saat posisi TX maka LED tersebut akan menyala , ini menandaka perintah dari software sudah benar. Pemasangan dari Optocoupler jika benar susunan kakinya ,maka saat bekerja ,output dari Optocoupler akan tersambung. Optocoupler disini menggunakan PC817 dengan 4 pin kaki yang mudah diperoleh dengan harga murah, rekan-rekan dapat mengganti optocoupler dengan tipe lain semisal 4N25 atau 4N35 , tentunya disesuaikan dengan susunan pin outnya . saya rasa menggunakan optocoupler PC817 sudah cukup memuaskan. Output dari Optocoupler akan terhubung dengan PTT ( Push To Talk) pada radio. Karena ouput dari optocoupler terhubung , jika tersambung dengan PTT pada radio maka kondisinya adalah Transmit (TX).Rangkaian yang jadi seperti pada gambar 5.   

Gambar 5
Pada bagian audio terdapat trafo (Transformator) audio , mengapa dipasang trafo audio ini sedemikian rupa , selain berfungsi sebagai penerus sinyal audio dengan system induktansi , maka Ground pada Computer dan ground pada radio dapat dipisah.  Mengapa harus dipisah , ini dikarenakan pada Komputer PC , jika system grounding kurang bagus maka pada casing atau body dari PC itu terjadi kebocoran arus listrik , yang sering ditandai saat kita pegang “Nyetrum” karena kebocoran arus listrik yang berasal dari Power Supply Unit (PSU) . Hal ini jika kita mengabaikan tanpa trafo , maka dapat merusak komponen pada Radio HF anda , untuk itulah kita pasang Trafo tersebut. Trafo Audio dulu sekitar dibawah tahun 2000 an yang cukup popular yaitu OT 240 (Output Transformer)  dan IT191 (Input Transformer) , namun sekarang sulit mencari ke dua trafo tersebut. Untuk itu kita gunakan yang mudah dicari dipasaran  ,untuk itu  kita gunakan trafo audio 1:1 umumnya memiliki impedansi 600 OHM disisi input dan outputnya , meskipun jika kita ukur impedansinya kurang dari 600 OHM, namun sudah cukup bagus digunakan pada modem ini. Trafo yang kita perlukan ada 2 yaitu di sisi TX dan RX nya      
Saat posisi Transmit (TX) atau memancar maka sinyal Output Audio dari port Audio pada Head Phone adalah audio Stereo , untuk itu akan kita buat Mono dengan cara menggabungkan sinyal L (left) dan R (right) dengan menghubungkan lewat resistor 1K5, sehingga harapannya penjumlahan sinyal L dan R akan menambah Level signal audio output tersebut. Setelah digabung sinyal tersebut maka diumpankan kepada trafo audio . Dari sini sinyal diinduksikan oleh trafo , dan output trafo tersebut agar levelnya bisa diatur ,sehingga tidak menimbulkan “Over Modulation”  maka dipasang Potensiometer 5K OHM , dan sebelum masuk ke terminal Mic pada radio dipasang coupling capasitor 1µF agar audio nya tidak terbeban saat masuk ke Mic pada Transceiver/radio.
Saat posisi Receive (RX) dibalik , sinyal audio yang diterima oleh radio Transceiver lewat terminal (port) Head Phone /Phones menuju langsung ke trafo , dari sini sinyal diinduksikan , dan ouputnya akan menuju pada bagian Mic pada Computer/laptop , terlebih dahulu output trafo terhubung capasitor 10µF dan resistor 1K , mengingat input Mic/Line In pada Computer/laptop ada yang Mono adapula yang Stereo untuk itu kita pasang 2 buah resistor 1K biar lebih aman . Sinyal Audio tersebut akan didecodekan oleh Computer. Pengaturan Level sinyal yang diterima cukup mengikuti Potensio AF Gain / Volume pada radio, sehingga lebih praktis  dan mudah.
Perakitan rangkaian cukup mudah  ,rekan rekan dapat merakit rangkaian pada PCB Berlubang /matriks maupun berkreasi mendesain jalus PCB dengan bantuan software PCB. Rangkain Modem Interface di atas adalah universal dapat digunakan untuk berbagai jenis radio , baik yang pabrikan (Built Up) maupun yang Homebrew seperti BITX, SPECTRA, Ararinha dsb. Bahkan penulis pernah mencoba pada radio CB Superstar 2200 yang tentu saja radio CB ini mampu hingga band amatir 10m band atau frekuensi 28Mhz dengan  hasil cukup baik.  Yang perlu digaris bawahi untuk radio yang akan kita gunakan untuk mode digital harus ada mode USB (Upper Side Band)
Karena umumnya mode digital  pada mode USB ,tentusaja FT8 pun juga menggunakan mode USB . Untuk Jack audio yang akan kita gunakan pada Computer atau Laptop maka hendaknya kita lihat dahulu , karena port Audio terutama pada Laptop ada yang menggunakan 2 buah port input yaitu port Mic dan port Head Phone  yang terpisah , tetapi untuk jenis Laptop baru sudah menggunakan Port Audio yang terpadu yaitu Mic dan Headphone jadi satu , ini ditandai pada laptop terdapat 1 lubang port audio , seperti port yang terdapat pada smart phone /HP seperti di gambar 6. 

                                                    Gambar 6
Untuk itu perlu penyesuaian Jack yang akan kita gunakan , dan ingat jangan sampai salah pasang antara Mic dan headphone nya . Untuk port audio pada PC/Laptop dengan 2 lubang maka dipasang Jack Stereo 3,5mm , sedang laptop dengan port 1 lubang  maka silahkan cari Jack yang sesuai , umumnya ciri jack audio tersebut memiliki 3 gelang seperti yang dipergunakan pada Smartphone / HP Android.
Setelah dirakit jangan lupa install terlebih dahulu Software FTDI supaya bisa diaktifkan , rekan-rekan dapat download software driver FTDI   pada https://ftdichip.com/drivers/ pada web terssebut . Pada web tersebut terdapat panduan cara Instalasinya . yang perlu diperhatikan adalah Versi OS (Operating System) pada Komputer atau laptop anda , bisa dilihat apakah menggunakan Windows 7 , Windows 10 atau mungkin menggunakan Linux, dan sesuaikan juga versi Windowsnya apakah 32Bit atau 64Bit di dalam web tersebut terdapat pilihannya. Setelah terinstal maka cek pada Control Panel lalu Device Manager ,pastikan Port (LPT&COM) muncul USB Serial Port (COM…) nah saat itu menandakan Modul FTDI FT232RL sudah terdeteksi oleh Komputer. Instalasi dari komputer ke radio bisa di lihat pada Gambar 7

 

                            Gambar 7
Nah selanjutnya lanjut Instalasi Software Mode Digital nya , untuk mode FT8 rekan-rekan bisa Download Software JTDX di link https://sourceforge.net/projects/jtdx/files/  atau WSJT-X di link https://wsjt.sourceforge.io/wsjtx.html , sesuaikan juga dengan  OS Windows nya ,baik yang 32 bit atau 64 bit atau bisa cari di google dengan mudah. Karena FT8 ini bekerja dengan interval waktu ,maka rekan-rekan wajib instal software  Network Time Synchronization dapat di cari pada https://www.timesynctool.com/ Sedang untuk mode lain seperti RTTY bisa menggunakan software MMVari atau  MMTTY , Untuk SSTV bisa download MMSSTV ,sedangkan jika kita ingin bekerja pada Multimode Digital dan CW bisa menggunakan software MixW dan FL Digi ataupun Ham Radio Deluxe ,dan masih banyak software lainnya untuk mode digital.
Yang harus diperhatikan adalah control software mode digital , yaitu setting control PTT harus sama jika pada Modem Interface pada switch pada RTS maka harus disesuaikan pada setting software nya harus di centang RTS juga begitu pula jika menggunakan DTR antara software dan hardware harus sama . Harapan kami agar rekan-rekan bisa membuat dan mengembangkan rangkaian Modem Interface Mode Digital , sehingga kegiatan amatir radio menjadi lebih menarik.salam 73
De YB3LVX     

   
         

 



Senin, 19 April 2021

MEMASANG LILITAN RF CHOKE PADA INPUT PENGUAT MIC RADIO BITX SPECTRA /BIXEN

MEMASANG LILITAN RF CHOKE PADA INPUT PENGUAT MIC  RADIO BITX SPECTRA /BIXEN
 

Hal yang paling menjengkelkan adalah saat dimana kita mulai merakit BITX pada bagian pemancar (TX) mengalami Self Oscilasi yang ditandai dengan sinyal liar yang muncul tanpa kita modulir / termodulasi. Sistem SSB adalah Supressed carrier dimana sinyal pembawa di tekan , hal ini berbeda dengan pemancar AM yang Full carrier , saat kita transmit maka sinyal akan keluar meskipun belum termodulasi , tetapi pada system SSB hal tersebut tidak boleh terjadi , saat belum termodulasikan . Self oscilasi pada radio BITX banyak faktornya , diantaranya : Trimpot pada Balance Modulator (BM) belum pas setelannya , Sinyal BFO terlampau kuat , adanya RF liar pada exiter, linear amplifiernya belum pas dalam penyetelan , antenna yang tidak sesuai atau tidak matching , Penguat Mic terdapat RF liar dan banyak factor lain yang menyebabkan Self Oscilasi. Namun yang paling sering adalah rangkaian penguat Amplifier atau Linear Amplifiernya yang bermasalah , ini disebabkan bias terlalu besar atau Impedansi yang belum sesuai hingga Antena yang dipakai tidak sesuai juga penyebab Self oscilasi.
    Self Oscilasi dapat menyebabkan rusaknya suara /audio kita saat transmit berlangsung dan juga transistor atau Final Unit dapat menyebabkan cepat panas dan berujung pada rusaknya Transistor pada bagian RF Power Amplifier. Tidak hanya radio homebrew saja yang dapat Self oscilasi , radio pabrikan pun juga dapat terjadi self oscilasi manakala terjadi perlakuan yang tidak sesuai . Nah kali ini akan saya bahas pada bagian penguat mic pada BITX untuk semua versi varian BITX sama semua. Umumnya Self oscilasi pada bagian ini karena adanya RF liar yang masuk pada bagian tegangan pada input Mic Condenser , maka akibatnya suara tidak linier atau rekan-rekan menyebutnya suara “Nyekrak” atau sering terjadi suara seperti ketinggalan  ,padahal Volume Mic sudah maksimum  , ini adalah ulah dari RF Liar yang masuk pada bagian penguat Mic. Mungkin jika anda menggunakan kabel Mic yang bagus atau menggunakan kabel Scherm hampir tidak berasa pengaruhnya, nah jika dipasang menggunakan kabel Mic yang Spiral maka  bisa jadi timbul masalah , timbul Self oscilasi  , serak dan lain sebagainya , ini karena kondisi kabel yang beda . hal seperti ini saya alami sendiri juga rekan lain , utamanya kalo kita menggunakan daya diatas 50W sangat terasa kalau ada RF liar . Untuk mengatasinya sangat mudah sekali yaitu memasang RF Choke pada input penguat Mic . Cukup anda cari Toroid bekas Lampu LHE ( Lampu Hemat Energi) yang sering kita gunakan untuk lilitan Mixer pada BITX dan Kabel kecil dengan inti tunggal ( diameter 0,5mm ) atau boleh anda gunakan kabel UTP pada jaringan computer , ambil sepanjang 20 Cm lalu gulung pada Toroid tersebut sebanyak 8-10 lilit dalam hal ini saya gulung hanya 8 Lilit . Pasang lilitan tersebut diantara kabel dari PCB BITX (Input Mic di PCB )  dan Connector Mic pada radio seperti contoh gambar . Cukup sederhana bukan…. dan rasakan bedanya .
Setelah dipasang lilitan tersebut anda boleh pasang kabel Spiral untuk Mic . Atur lagi trimpot modulasi pada penguat Mic , cari yang sesuai levelnya
SELAMAT MENCOBA        


                                      INSTALASI PEMASANGAN RF CHOKE PADA INPUT MIC

                                                               LILITAN RF CHOKE 


                                           PEMASANGAN RF CHOKE PADA PIN CONNECTOR MIC



Senin, 16 November 2020

MENCOBA KEMAMPUAN BITX SPECTRA 2 BAND PADA FIELD DAY 2020 5-6 SEPTEMBER 2020


Pada tanggal 5-6 September 2020 telah dilaksanakan kegiatan Field Day. Pengertian dari Field day itu sendiri adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh amatir radiosecara bersamaan di berbagai tempat untuk melakukan uji coba perangkat komunikasi radio,melatih kemampuan pribadi dan kelompok dalam mendirikan stasiun lapangan dan menggelar jarring komunikasi lapangan yang diarahkan untuk kesiapan anggota amatir radio dalam melaksanakan bantuan komunikasi penanggulangan keadaan darurat yang disingkat Bankomdar. Nah dalam hal ini tercatat beberapa local di Jawa Timur yang ikut ambil bagian dalam Field day tersebut, yaitu ORARI Lokal : Bojonegoro, Jember , Malang Raya, Kediri, Blitar, Ponorogo, Gresik, Lamongan dan Tuban. Nah persiapan juga dilakukan dari rekan-rekan homebrewer , termasuk saya selaku anggota dan pengurus ORARI Lokal Malang Raya mempersiapkan Radio , antenna , Baterai hingga tenda. Pelaksanaan Field day pada hari Sabtu dan Minggu 5-6 September 2020 ,untuk tempat kami memilih yang dekat yaitu Wisata danau Dempok , sekitar 25km selatan kota Malang ,tujuannya adalah selain berwisata juga berlatih mendirikan stasiun komunikasi di tempat alam terbuka. Start QSO mulai jam 07.00 UTC atau 14.00WIB. Hal yang menarik dari Field Day ini yaitu rekan-rekan  peserta di beberapa local menggunakan perangkat Homebrew  , termasuk kami dari Malang. Kebetulan saya berupaya agar BITX SPECTRA 2 Band ikut ambil bagian dalam acara ini. Setelah tiba dilokasi maka kita mencari lokasi yang tepat  untuk membentang antenna dan memasang tenda agar kabel ke radio cukup atau sampai. Nah dipilih ada pohom Mahoni cukup tinggi di dekat tenda base station, sehingga tinggal dipasang dengan tali kerekan agar bisa dinaikkan antenanya . Untuk antenna yang kita pasang masing-masing  pada band 40m dan 80m adalah antenna Dipole biasa ukuran ½ lambda  dengan ketinggian feed point di atas pohon sekitar 8 meter aja dengan pemasangan menyilang agar tidak saling berpengaruh pada matching antenna . setelah terpasang , saya liat waktu ternyata sudah jam 13.30 , yang pertama kali saya hidupkan radio pada band 80m , nah ternyata dengan kondisi propagasi yang tidak terlalu bagus saya dapat QSO dengan pak Tulus Karang anyar Ja-teng YC2DUV di 3.750 MHz dan diterima dengan bagus 5/9 report   dan beberapa rekan lain juga sempat mengamati sinyal QRP dari Radio BITX DUAL BAND SPECTRA . Nah berhubung waktu mepet ,karena jam 14.00 WIB atau 07.00 UTC harus sudah start maka ,antenna 80m saya lepas , ganti dengan yang 40m , nah saat itu propagasi bagus , kita start di frekuensi atas 7.135 MHz dan luar biasa kita sempat kualahan karena dianggap rekan-rekan seperti special call biasa , padahal kita running QRP dan berada di lokasi alam yang hanya menggunakan tenaga Baterai , namun begitu akhirnya juga sama-sama mengerti bahwa kami adalah stasiun Field day yang menggunakan power QRP hanya maksimal 10W aja .

Berikut data kita QSO selama 2 hari  yaitu Tanggal 5-6 September 2020.
    Radio dan antenna yang digunakan saat Field day tanggal 5-6 September 2020 kemaren
    Lokasi : Tempat Wisata Mahoni ,danau Dempok ,kec.Pagak Kab.Malang
   Tidak ada yang istimewa dan terkesan apa adanya, Radio menggunakan BITX SPECTRA 2 BAND yang bekerja di band 40m dan 80m mode SSB . Running QRP 8-10W , transistor driver menggunakan 2SC1383 dan Final menggunakan IRF530
    Antenna menggunakan dipole tanpa Balun : Antena 40m (warna kabel Hijau )panjang 2 X 9,6m untuk yang 80m kabel warna biru dengan panjang 2 X 18m , ketinggian feed point 8 meter tertambat di pohon Mahoni.
    Sumber daya menggunakan baterai bekas Sepeda listrik 12V/12A dan di back up dengan power supply switching 12V/ 5A dari sumber tegangan Genset.
    Start QSO : jam 14.00 hingga 22.00 WIB (Sabtu)
    Jam 06.00 hingga 10.00 WIB (Minggu)
    QSO di 40m mulai jam 14.00 – 18.00 (Sabtu 5 September 2020)
    QSO di 80m mulai jam 18.00 – 22.00 (Sabtu 5 September 2020)
    QSO di 80m mulai jam 06.00 – 07.00 (Minggu 6 September 2020)
    QSO di 40m mulai jam 07.00 – 10.00 (Minggu 6 September 2020)
    Operator : YB3LUN , YB3LVX, YB3KM, YB3FUA,YB3VO, YE3CIF, YG3DPH, YF3FOF, YC3YZZ
Perolehan Station
    Pada band 40m : Ter log pada software N1MM : 620 station ( Call area 0 – 9 )
    Pada band 80m : Ter log pada N1MM : 251 station
   Total di 40m 620 station dan di 80m sebanyak 251 station , sehingga total QSO : 871 station dengan menggunakan HANYA DENGAN 1 RADIO BITX SPECTRA 2 BAND
Inilah sekilas tentang pengalaman Field day dengan menggunakan radio Homebrew BITX SPECTRA DUAL BAND
Berikut gambar serta link Video yang direkam selama kegiatan Field day
 


 











Link video : https://orarimalangraya.com/fieldday/galery-video/ 

atau pada YouTube ; https://www.youtube.com/watch?v=DoAPPsBgLew&t=13s

Minggu, 15 November 2020

LILITAN ( INDUCTOR) PADA EXITER BITX SPECTRA DUAL BAND

 1.    BAND PASS FILTER (BPF)

Salah satu  fungsi BPF adalah meloloskan frekuensi pada band/pita tertentu. Pembuatan BPF ini menentukan keberhasilan dalam merakit BITX DUAL SPECTRA . Seringkali saya jumpai rekan bertanya pada saya bagaimana untuk membuat BPF yang mudah dan hasil yang memuaskan. Pada skema yang dilampirkan pada PCB Spectra DUAL BAND     ada cara yang mudah, yaitu dengan memanfaatkan kumparan PRIMER pada Trafo IF Biru 10,7 MHz atau lilitan primer beserta capasitornya tetap orsinilnya atau aslinya , hanya bagian sekunder yang digulung lagi ,nah ini yang akan saya bahas hingga detailnya ,karena dengan cara ini adalah yang termudah khususnya bagi pemula yang baru mengenal lilitan BPF. Mengapa lilitan dan capasitornya pada bagian primer tetap dipakai , jawabnya kita lilhat ,capasitor internal pada trafo IF Biru 10,7 Mhz terukur sebesar 80pF ,jika diparalel dengan capasitor external yang ada di PCB sebesar 100pF maka terhitung 80pF + 100pF =180pF dan jika kita resonansikan dengan lilitan pada lilitan primer sudah cukup untuk beresonansi pada 7 MHz ,perlu diketahui lilitan pada bagian primer Trafo IF Biru 10,7Mhz nilai induktansinya sebesar 1,95 – 3,06 uH . Padahal untuk beresonansi katakanlah 7 MHz memerlukan Cuma 2,9uH dengan nilai capasitor paralelnya sebesar 180pF yang tentu saja cukup atau menjangkau dari range lilitan asli pada trafo IF 10,7MHz. Yang perlu dilepas adalah lilitan sekundernya , bisa dilihat pada gambar. Gulung ulang pada bagian Sekundernya sebesar 4 Lilitan menumpuk diatas lilitan Primernya ,dengan kawat email 0,15mm. Dan anda cukup merubah 2 lilitan saja yaitu L1 dan L2 . Untuk band 80m pada L3 dan L4 dengan membongkar trafo IF 10,7 MHz  dan menggulung ulang sebanyak 19 lilitan PRIMER dan 4 Lilitan untuk SEKUNDER dengan kawat email 0,15mm.  Detail gambar silahkan di lihat .

LILITAN BAND PASS FILTER (BPF) PADA 40m BAND (7 MHz)



LILITAN BAND PASS FILTER (BPF) DI 80m BAND (3,8 MHz)



KHUSUS BPF 80m MAKA LILITAN ASLI NYA IF FM 10,7 MHz BERIKUT CAPASITOR YANG BERADA DI BAWAH HARUS DI LEPAS DAN GULUNG ULANG SESUAI CONTOH DI ATAS

 

L5 : LILITAN PADA BFO ( BEAT FREQUENCY OSCILATOR ) 


2. LILITAN DBM ( DOUBLE BALANCE MIXER) DAN SBM (SINGLE BALANCE MIXER )

Untuk lilitan TRIFILAR untuk DBM yaitu  T1 , T1A dan T2 lihat pada arsib blog sebelumnya yaitu cara membuat lilitan sama seperti pada BITX SPECTRA 40 , Begitu pula dengan Lilitan  BIFILAR pada T3  lihat cara nya pada arsip blog cara membuat lilitan trifilar dan bifilar untuk DBM dan SBM , cukup menggunakan kabel UTP pada tautan link berikut http://yc3lvx.blogspot.com/2018/01/membuat-lilitan-trifilar-untuk-double.html. atau menggunakan kabel UTP pada arsip lama pada tautan berikut http://yc3lvx.blogspot.com/2020/06/serba-serbi-lilitan-dan-alternatif.html SELAMAT MENCOBA 73 DE YB3LVX



Sabtu, 25 Juli 2020

DUAL BAND BITX SPECTRA


Pada kali ini akan saya bahas sedikit tentang Dual band BITX Spectra . Sebelumnya mungkin rekan-rekan sudah membuat BITX  SPECTRA 40 dan merasakan sensasi dari BITX Spectra 40 , tetapi mungkin ingin membuat yang bisa dibuat dengan band lain ,tanpa harus menambah Band Pass Filter (BPF) external. Konsep awal dual band BITX Spectra adalah kemudahan dari perakitan BITX Spectra 40. Ada beberapa sedikit perubahan pada Dual Band Spectra , antara lain :
1.    Penambahan BPF yang dibuat dengan 2 band dengan menggunakan 2 trafo BPF yang bekerja di 40m dan 80m atau juga dapat dikerjakan di band lain 
2.    Audio Amplifier diganti sama seperti radio pabrikan yaitu menggunakan IC TDA 2002 / 2003
3.    Penambahan Low Pass Filter audio pasif yang cukup bagus untuk respon frekuensi pada mode SSB
4.    Penambahan Relay untuk Kontrol PTT on board yang memudahkan untuk instalasi
5.    Kontrol band dari DDS , lewat relay yang tersambung secara otomatis BPF dengan LPF  untuk perpindahan Band
6.    Linear amplifier dibuat untuk 2 band dengan penambahan LPF (Low Pass Filter)  untuk band 40m dan 80m
7.    Pengatur S meter untuk Receive (RX) juga untuk Transmitter (TX) terdapat trimpot penyetelan
8.    Dapat digunakan untuk QRO (daya besar) dan QRP
9.    Untuk mode LSB dan USB dapat di control secara otomatis maupun manual
10.    Untuk VFO yang diggunakan DDS atau PLL berbeda dengan yang BITX Spectra40 yang mono band, jadi menggunakan DDS untuk memudahkan perpindahan Band
Secara umum hasilnya sangat memuaskan untuk para pemula maupun yang sudah pernah bikin BITX sebelumnya . Tes awal saya coba di band 40m , ternyata saya bisa QSO di rekan-rekan amatir radio meskipun daya sekitar 10-15W tetapi dapat terdengar baik , lalu juga saya coba di band favorit saya di 80m . Beberapa kali saya gunakan untuk Checkin NET Nusantara 80m di 3.830MHz dan jatim NET di 3.860 MHz juga bias masuk , bahkan special call di 80m saya sering masuk. Nah yang lebih mencengangkan lagi ,saya coba di band 75m /4 Mhz ,di rekan-rekan pengguna mode AM , ternyata  saya dapat di terima jelas di Purwodadi , Kendal , Blitar dan Banyuwangi, meskipun saya pakai SSB dan mereka pakai mode AM . Sehingga secara umum hasil dari transceiver ini bagus , dan low noise juga.  SELAMAT MENCOBA

SKEMA DUAL BAND BITX SPECTRA

BLOG DIAGRAM BITX SPECTRA 2 BAND






PCB DUAL BAND BITX SPECTRA

SKEMA LINEAR AMPLIFIER DUAL BAND 40m DAN 80m




INSTALASI EXITER KE LINEAR AMLPIFIER BITX SPECTRA 2 BAND DENGAN DDS



PCB EXITER DAN LINEAR AMPLIFIER BITX SPECTRA 2 BAND

UNTUK PEMESANAN PCB BISA W.A KE NO HP.081232887744 - YOKE KURNIA

Minggu, 28 Juni 2020

SERBA SERBI LILITAN DAN ALTERNATIF KOMPONEN PADA BITX SPECTRA 40

                            SERBA – SERBI LILITAN DAN KOMPONEN LAIN PADA BITX SPECTRA 40
Ada pepatah mengatakan “Tak ada rotan ,akar pun jadi” nah pepatah ini mengisyaratkan tentang alternative atau pengganti dari suatu alat/komponen yang digunakan. Pada kali ini saya akan mengulas secara tuntas ,bagaimana agar kita mudah untuk membuat lilitan pada BITX SPECTRA 40 dengan komponen yang mudah dicari. Akan kita mulai dari pembuatan BPF (Band Pass Filter) hingga lilitan Trifilar dan Bifilar dengan bahan yang mudah dicari
1.    BAND PASS FILTER (BPF)
Salah satu  fungsi BPF adalah meloloskan frekuensi pada band/pita tertentu. Pembuatan BPF ini menentukan keberhasilan dalam merakit BITX SPECTRA 40. Seringkali saya jumpai rekan bertanya pada saya bagaimana untuk membuat BPF yang mudah dan hasil yang memuaskan. Pada skema yang dilampirkan pada PCB Spectra40 ada 2 macam alternative cara membuat BPF tipe A yaitu digulung ulang sesuai tabel ,dan yang tipe B yaitu dengan memanfaatkan kumparan Primer  pada Trafo IF Biru 10,7 MHz atau lilitan primer beserta capasitornya tetap orsinilnya atau aslinya , hanya bagian sekunder yang digulung lagi ,nah ini yang akan saya bahas hingga detailnya ,karena dengan cara B adalah yang termudah khususnya bagi pemula yang baru mengenal lilitan BPF. Mengapa lilitan dan capasitornya pada bagian primer tetap dipakai , jawabnya kita lilhat ,capasitor internal pada trafo IF Biru 10,7 Mhz terukur sebesar 80pF ,jika diparalel dengan capasitor external yang ada di PCB sebesar 100pF maka terhitung 80pF + 100pF =180pF dan jika kita resonansikan dengan lilitan pada lilitan primer sudah cukup untuk beresonansi pada 7 MHz ,perlu diketahui lilitan pada bagian primer Trafo IF Biru 10,7Mhz nilai induktansinya sebesar 1,95 – 3,06 uH . Padahal untuk beresonansi katakanlah 7 MHz memerlukan Cuma 2,9uH dengan nilai capasitor paralelnya sebesar 180pF yang tentu saja cukup atau menjangkau dari range lilitan asli pada trafo IF 10,7MHz. Yang perlu dilepas adalah lilitan sekundernya , bisa dilihat pada gambar. Gulung ulang pada bagian Sekundernya sebesar 4 Lilitan menumpuk diatas lilitan Primernya ,dengan kawat email 0,15mm. Dan anda cukup merubah 2 lilitan saja yaitu L1 dan L3 , kenapa kok Cuma 2 ,sedang L2 kok tidak, L2 cukup trafo IF Biru 10,7Mhz asli nya tanpa dirubah sama sekali, karena yang dibutuhkan Cuma kumparan bagian Primernya ,sedang Sekundernya tidak terhubung apapun, nah mudah bukan . Detail gambar silahkan di lihat .SELAMAT MENCOBA





LILITAN L4 PADA BFO

2.    Lilitan BIFILAR DAN TRIFILAR  dengan memanfaatkan Kabel UTP
Pada postingan sebelumnya pernah saya muat bagaimana membua lilitan Trifilar untuk DBM (Double balance Mixer)  atau SBM (Single Balance Mixer) serta membuat trafo/lilitan Bifilar.
Pada kali ini akan saya bahas membuat lilitan Trifilar dan Bifilar dengan memanfaatkan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yaitu kabel ini sering digunakan untuk Jaringan Komputer atau LAN (Local Area Network) . Kabel ini cukup bagus digunakan untuk lilitan trifilar atau bifilar pada BITX Spectra 40 sebagai pengganti kawat tembaga email. Perlu diketahui Toroid cincin bekas lampu LHE (Lampu hemat energy) itu kalau diukur dengan Ohm meter pada AVO maka terdapat hambatan tertentu ,nah ini jika kita menggunakan kawat email tidak hati-hati maka bisa terhubung dengan badan toroid LHE yang berakibat Mixer tidak normal,sehingga perlu dicek dengan AVO meter saat kita melilit dengan kawat email . nah keuntungan menggunakan kabel UTP ,pelindung kabel tidak perlu dibuang , langsung digulung begitu saja . kabel UTP saat kita bedah maka terdapat 8 helai kabel inti tunggal , nah kita cukup ambil 3 helai kabel untuk lilitan Trifilar dan 2 kabel untuk lilitan Bifilar. Kelebihan lain ,warna kabel dapat kita identifikasi untuk menyambung pada bagian lilitan lain. Kabel UTP mudah sekali didapatkan , tetapi hati-hati ada beberapa jenis dan merk kabel UTP dengan bahan full tembaga dan ada yang alumunium berlapis tembaga , jika memungkinkan cari kabel UTP yang full tembaga ,biasanya merk “BELDEN” , tetapi jika menemukan yang alumunium berlapis tembaga perlu hati-hati dalam mengupas kabel atau melilit karena jenis alumunium mudah patah , keduanya dapat digunakan untuk lilitan bifilar atau trifilar baik yang full tembaga atau yang alumunium berlapis tembaga. Gulung 6 lilit secara Trifilar atau Bifilar sesuai petunjuk gambar dibawah ini. SELAMAT MENCOBA
LILITAN BIFILAR :
LILITAN TRIFILAR :


3.    RESISTOR 56 OHM SEBAGAI PENGGANTI TRIMPOT 100 OHM
Seringkali kita terbentur dengan beberapa komponen yang cukup sulit dicari, salah satu contoh adalah Trimpot 100 Ohm. Mungkin sulit dicari , jangan khawatir sesuai pepatah diatas “Tidak ada Rotan, Akar pun jadi” maka dapat kita buat dengan 2 buah resistor 56 Ohm sebanyak 2 buah yang kita pasang pada trimpot 100 Ohm ,hanya kelemahan nya tidak dapat diatur atau disetel, tetapi ini sudah lumayan cukup digunakan pada BITX SPECTRA40 jika rekan-rekan kesulitan menemukan trimpot 100 Ohm, untuk detail gambar pemasangan dapat dilihat pada gambar ,SELAMAT MENCOBA.
  

4. MEMILIH VARCO ( VARIABLE CONDENSATOR)
Untuk menentukan atau menggeser frekuensi pada rangkaian VFO maka Peran VARCO sangatlah penting. Varco merupakan capasitor yang dapat diubah- nilainya dan tergantung jenis dan ukurannya .Ada 2 jenis varco yaitu varco logam (besi) dan varco plastic.Secara umum Varco plastic lebih mudah kita jumpai di toko-toko elektronik. Bentuk dan ukurannya juga bermacam-macam. Pada kali ini yang saya bahas adalah Varco untuk Radio AM dan FM. Umumnya terdiri dari 2 sisi , bagian sisi kiri dan kanan yang masing-masing memiliki 3 pin kaki. Jika kita amati sering bingung untuk menentukan mana yang untuk AM atau untuk FM. Jika kita ukur dengan capasitansi meter maka jelas akan terukur . Saya pernah ukur untuk AM sebesar 0 – 150pF sedang untuk FM 0 – 30pF , nah ini seringkali rekan bertanya , kok rangenya VFO BITX SPECTRA sempit ya , nah ternyata yang dipasang varco untuk radio FM yaitu sebesar 0 – 30Pf, sehingga tidak lebar range nya. Sekarang bagaimana menentukan mana yang AM dan mana yang FM , lihat gambar di bawah , ternyata ada tanda semacam lingkarang atau katakanlah TITIK pada bagian Varco AM , nah dari sini kita bisa menyimpulkan mana yang harus kita gunakan untuk BITX SPECTRA40 , yaitu yang varco AM. Tidak hanya ini , setiap varco pasti parallel dengan Trimmer capasitor yang letaknya di balik rotor varco /dibawah, lihat susunan Varco .Pada varco AM/FM ada 4 trimmer , 2 untuk AM dan 2 untuk FM yang tujuannya untuk membatasi range dari radio AM dan FM . Nah jika pada BITX SPECTRA 40 menentukan batas atas dan bawah dari VFO , maka ini wajib diputar untuk menentukan lebar dari VFO itu sendiri ,atau katakanlah batas atas dan bawah dari VFO BITX SPECTRA40 yaitu pada C2 dan C4. Jika anda menemui varco yang khusus untuk radio AM biasanya terdapat hanya 2 trimmer . Sekali lagi jangan sampai salah pasang VARCO AM/FM nya . SELAMAT BEREKSPERIMEN
 

 
Powered by Blogger